Tapering berpotensi mengangkat CDS Indonesia lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Credit default swap (CDS) Indonesia tenor 5 tahun sedang berada pada tren penurunan. CDS menunjukkan persepsi risiko investor terhadap suatu negara. Semakin rendah CDS maka risiko berinvestasi di negara tersebut dianggap kecil.

Saat ini, CDS Indonesia tenor 5 tahun berada di level 71,10. Angka tersebut merupakan angka terendah sejak Februari 2021.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto menilai, penurunan CDS saat ini karena tingkat risiko yang sudah turun. Hal ini juga menurutnya berimbas pada yield Indonesia yang ikut turun, seperti yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun yang berada di angka 6,22% di hari Senin (30/8).


Baca Juga: The Fed berhati-hati menggelar tapering off, rupiah menguat

Dia juga menilai angka kasus Covid-19 di Indonesia yang membaik membawa hal positif bagi pasar. Selama ini pandemi Covid-19 yang belum usai menjadi sentimen pasar yang terus diperhatikan.

Ramdhan melihat industri sudah banyak adaptif terhadap pandemi sehingga kegiatan ekonomi sudah banyak berjalan. Ini juga yang menurutnya membuat makro ekonomi Indonesia stabil.

Dia menjelaskan, tapering akan membuat pasar Indonesia bergejolak. Tetapi investor asing yang sudah ada di pasar obligasi Indonesia tidak akan banyak bergerak.

Baca Juga: Wall Street mixed, indeks S&P 500 dan Nasdaq menuju rekor baru

“Walaupun nantinya ada yang keluar karena masalah tapering, tetapi tidak akan signifikan. Mereka hanya memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi AS, dan gaining di pasar AS, kalau di AS sudah stabil juga akan kembali lagi ke pasar Indonesia,” ujar Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (30/8).

Ramdhan menilai, CDS masih berpotensi meningkat karena adanya tapering di akhir tahun. Akan tetapi, dampak tapering akan pendek asalkan makroekonomi Indonesia dijaga dengan baik.

Baca Juga: CDS Indonesia turun ke level terendah sejak Februari 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati