JAKARTA. Bank Mayapada International menargetkan pertumbuhan kredit 20% di tahun 2014. Selain itu, pertumbuhan dana simpanan masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan sebesar 20% - 25%. Menurut Direktur Utama Bank Mayapada Internasional, Haryono Tjahjariyadi, pertumbuhan kredit ini sudah disesuaikan dengan arahan dari Bank Indonesia (BI), meskipun sedikit lebih besar. "Kami upayakan kredit tumbuh 20% dari volume penyaluran kredit tahun 2013 yang totalnya sebesar Rp 4,3 triliun," kata Haryono pada KONTAN, Kamis, (9/1). Tahun ini Bank Mayapada tetap fokus menyalurkan kredit di sektor retail komersial dan perdagangan. Sebab sektor inilah yang saat ini dirasakan relatif paling stabil. Bank Mayapada juga menargetkan pertumbuhan DPK pada tahun ini sebesar 20% - 25%. Tahun lalu DPK yang berhasil dihimpun sebesar Rp 4,5 triliun. Sejauh ini pertumbuhan DPK masih didominasi oleh deposito sebesar 79%. Sisanya 21% adalah tabungan dan giro (CASA). Memang, posisi dana mahal di Mayapada masih mendominasi. Namun, Haryono berkeyakinan, besarnya porsi CASA tak selamanya menjamin biaya dana bank makin kecil. “Terbukti, banyak produk tabungan dengan bunga setara deposito,” kata dia. Haryono bilang, peningkatan CASA dengan bunga lebih rendah dari deposito akan menjadi fokus bank mengembangkan produk tabungan yang disukai masyarakat, serta dilengkapi fasilitas kemudahan akses seperti e-banking.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Target bisnis Bank Mayapada 20%-25%
JAKARTA. Bank Mayapada International menargetkan pertumbuhan kredit 20% di tahun 2014. Selain itu, pertumbuhan dana simpanan masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan sebesar 20% - 25%. Menurut Direktur Utama Bank Mayapada Internasional, Haryono Tjahjariyadi, pertumbuhan kredit ini sudah disesuaikan dengan arahan dari Bank Indonesia (BI), meskipun sedikit lebih besar. "Kami upayakan kredit tumbuh 20% dari volume penyaluran kredit tahun 2013 yang totalnya sebesar Rp 4,3 triliun," kata Haryono pada KONTAN, Kamis, (9/1). Tahun ini Bank Mayapada tetap fokus menyalurkan kredit di sektor retail komersial dan perdagangan. Sebab sektor inilah yang saat ini dirasakan relatif paling stabil. Bank Mayapada juga menargetkan pertumbuhan DPK pada tahun ini sebesar 20% - 25%. Tahun lalu DPK yang berhasil dihimpun sebesar Rp 4,5 triliun. Sejauh ini pertumbuhan DPK masih didominasi oleh deposito sebesar 79%. Sisanya 21% adalah tabungan dan giro (CASA). Memang, posisi dana mahal di Mayapada masih mendominasi. Namun, Haryono berkeyakinan, besarnya porsi CASA tak selamanya menjamin biaya dana bank makin kecil. “Terbukti, banyak produk tabungan dengan bunga setara deposito,” kata dia. Haryono bilang, peningkatan CASA dengan bunga lebih rendah dari deposito akan menjadi fokus bank mengembangkan produk tabungan yang disukai masyarakat, serta dilengkapi fasilitas kemudahan akses seperti e-banking.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News