KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yakni PT BRI Syariah Tbk dan PT BRI Agro Tbk cukup agresif menggeber pembiayaan. Dua bank itu mengincar pembiayaan tumbuh dua digit di tahun 2018. BRI Syariah, semisal, membidik pembiayaan tumbuh 14%-15% di tahun ini. Target ini setelah BRI Syariah melakukan konsolidasi karena kenaikan pembiayaan bermasalah atau
non performing finance (NPF) di tahun lalu. Wildan, Direktur BRI Syariah mengatakan, mayoritas pembiayaan akan mengalir ke segmen ritel yang termasuk konsumer dan UMKM, sisanya untuk segmen komersial. Saat ini, sebanyak 66% pembiayaan dari ritel, dan 34% dari pembiayaan komersial.
"Kami mengincar pembiayaan sebesar Rp 22 triliun di tahun ini," katanya, Selasa (26/6). Per Mei 2018, pembiayaan BRI Syariah telah mencapai Rp 20,42 triliun, atau telah memenuhi 92% dari target setahun Hitungan BRI Syariah, rasio kecukupan modal atau
capital adequacy ratio (CAR) masih cukup untuk memenuhi target pembiayaan tersebut. Tercermin dari posisi CAR sebesar 29,93% per Mei 2018, atau naik tinggi dari sebesar 20,68% di Mei 2017. Hadi Santoso, Direktur Utama BRI Syariah menyampaikan, pihaknya sengaja memperkuat modal untuk menggenjot pembiayaan. Tahun ini, BRIS fokus menyalurkan pembiayaan ke komersial untuk debitur-debitur BUMN. "Pembiayaan terutama di sektor komoditas dan infrastruktur secara luas seperti jalan tol dan kelistrikan," imbuhnya. BRIS tetap membiayai ke komoditas seperti tambang meskipun ada risiko. Wildan menambahkan, rasio non performing financing (NPF) tercatat 4,32% per Mei 2018. BRIS akan menjaga NPF di bawah 5%. Mayoritas NPF disumbang dari debitur pembiayaan komersial yang lama dari sektor tambang. Sedangkan, BRI Agro menargetkan penyaluran kredit bisa tumbuh sebesar 34% dan dana pihak ketiga (DPK) 32% pada tahun ini. Target yang signifikan ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan perbankan. Bank berkode saham AGRO ini akan mengembangkan produk baru untuk mencapai target. Misalnya, AGRO akan meluncurkan produk kredit konsumer berbasis digital dan masuk ke
bancassurance. Agus Noorsanto, Direktur BRI Agro mengatakan, kredit konsumer digital ini akan meningkatkan jumlah debitur. Saat ini, ada sekitar 100.000 debitur di BRI Agro. Selain itu, bank yang fokus pada agribisnis ini juga masuk ke bisnis laku pandai.
BRI Agro berharap sederet rencana bisnis tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan laba. Data terakhir, perolehan laba bersih sebesar Rp 110 miliar per Mei 2018. Selain bisnis organik, BRI Agro juga mengincar pertumbuhan anorganik. Menurut Agus, pihaknya sudah mempunyai calon bank yang akan diakuisisi. Kendati demikian, ia belum dapat menyampaikan secara detail. Bank BUKU I akan menjadi incaran BRI Agro. Terkait apakah nanti BRI Agro akan mengakuisisi satu atau dua bank akan tergantung dari pemegang saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia