JAKARTA. Keinginan pemerintah untuk menurunkan waktu bongkar muat pelabuhan atawa dwelling time dari sembilan hari menjadi 4,7 hari dalam waktu tiga bulan gagal tercapai. Sampai dengan tiga bulan sejak tekad tersebut digulirkan, waktu bongkar muat di pelabuhan saat ini masih berkisar 5,6 hari. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, kegagalan pemenuhan target tersebut disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, akibat proses post clearence barang. Di proses ini, banyak barang sebenarnya sudah melewati tahap pemeriksaan tapi tidak segera diambil dan dikeluarkan pemilik barang dari pelabuhan. Padahal di pos ini, ditargetkan selesai dalam 1,5 hari saja. Nah, khusus untuk di pelabuhan Tanjung Priok, permasalahan tersebut disebabkan keengganan dari pemilik barang untuk segera mengeluarkan barangnya dari pelabuhan. Apalagi tarif sewa lahan penyimpanan barang di pelabuhan tergolong murah meriah sehingga menyebabkan penumpukan barang.
Target dwelling time gagal tercapai
JAKARTA. Keinginan pemerintah untuk menurunkan waktu bongkar muat pelabuhan atawa dwelling time dari sembilan hari menjadi 4,7 hari dalam waktu tiga bulan gagal tercapai. Sampai dengan tiga bulan sejak tekad tersebut digulirkan, waktu bongkar muat di pelabuhan saat ini masih berkisar 5,6 hari. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, kegagalan pemenuhan target tersebut disebabkan beberapa faktor. Salah satunya, akibat proses post clearence barang. Di proses ini, banyak barang sebenarnya sudah melewati tahap pemeriksaan tapi tidak segera diambil dan dikeluarkan pemilik barang dari pelabuhan. Padahal di pos ini, ditargetkan selesai dalam 1,5 hari saja. Nah, khusus untuk di pelabuhan Tanjung Priok, permasalahan tersebut disebabkan keengganan dari pemilik barang untuk segera mengeluarkan barangnya dari pelabuhan. Apalagi tarif sewa lahan penyimpanan barang di pelabuhan tergolong murah meriah sehingga menyebabkan penumpukan barang.