JAKARTA. Target ekspor furnitur sebesar US$ 5 miliar dalam lima tahun ke depan dengan pertumbuhan 20% setiap tahun nampaknya sulit direalisasikan. Pasalnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih akan tetap memberlakukan sertifikasi legalitas kayu alias SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) untuk UKM pada awal 2015 mendatang. Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunoto mengatakan, dengan sisa waktu yang ada saat tidak cukup bagi para pengusaha untuk mendapatkan SVLK secara cepat. Padahal selama ini masih banyak pengusaha permebelan yang belum memperoleh SVLK. Berdasarkan catatan AMKRI, saat ini jumlah pengusaha yang bergerak disektor permebelan mencapai 5.000 pengusaha. Dengan perhitungan hanya 20% pengusaha yang sudah memiliki SVLK maka setidaknya masih ada sekitar 4.000 pengusaha lain yang belum memiliki sertiifkasi legalitas kayu tersebut.
Target ekspor furnitur US$5 miliar sulit tercapai
JAKARTA. Target ekspor furnitur sebesar US$ 5 miliar dalam lima tahun ke depan dengan pertumbuhan 20% setiap tahun nampaknya sulit direalisasikan. Pasalnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih akan tetap memberlakukan sertifikasi legalitas kayu alias SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) untuk UKM pada awal 2015 mendatang. Ketua Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) Sunoto mengatakan, dengan sisa waktu yang ada saat tidak cukup bagi para pengusaha untuk mendapatkan SVLK secara cepat. Padahal selama ini masih banyak pengusaha permebelan yang belum memperoleh SVLK. Berdasarkan catatan AMKRI, saat ini jumlah pengusaha yang bergerak disektor permebelan mencapai 5.000 pengusaha. Dengan perhitungan hanya 20% pengusaha yang sudah memiliki SVLK maka setidaknya masih ada sekitar 4.000 pengusaha lain yang belum memiliki sertiifkasi legalitas kayu tersebut.