KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (
NCKL) mulai mencuil peluang pasar nikel sulfat. Jumat (16/6) lalu, entitas asosiasi NCKL, PT Halmahera Persada Lygend (HPL), resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat sebanyak 5.584 ton nikel sulfat ke salah satu mitra bisnis NCKL yang berada di China. Direktur Utama NCKL, Roy A. Arfandy, mengatakan bahwa total pengiriman produk nikel sulfat kelak ditargetkan mencapai 240.000 ton dalam setahun. “Ke depan, perusahaan akan berusaha mengirimkan kurang lebih sebanyak empat kapal untuk memenuhi target permintaan produksi nikel sulfat tersebut,” kata Roy dalam siaran pers baru-baru ini.
Baca Juga: Realisasikan Dana IPO, Trimegah Bangun Persada (NCKL) Kucurkan Pinjaman ke Anak Usaha Nikel sulfat merupakan elemen penting pembentuk prekursor katoda baterai kendaraan listrik. ia merupakan senyawa tersebut merupakan hasil pemurnian lebih lanjut dari Mixed Nickel-Cobalt Hydroxide Precipitate (MHP). Belum lama ini, HPL baru saja meresmikan operasional pabrik nikel sulfat pada akhir Mei 2023 lalu. Pabrik dengan desain kapasitas produksi terpasang 240.000 ton nikel sulfat per tahun itu di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Pabrik ini juga direncanakan untuk memproduksi kobalt sulfat. Menurut catatan Kontan.co.id, kapasitas produksi kobalt sulfat HPL direncanakan mencapai 30.000 ton per tahun. Saat ini, manajemen juga dalam tahap uji coba produksi senyawa yang juga merupakan bahan pembentuk prekursor katoda baterai kendaraan listrik tersebut.
Roy berujar, nikel sulfat hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara ini akan digunakan dalam produksi baterai lithium dengan kandungan nikel yang tinggi. “Di masa mendatang, penggunaan baterai litium jenis ini akan terus meningkat, terutama dalam industri kendaraan listrik,” kata Roy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar