Target gadai Pegadaian hampir terpenuhi



JAKARTA. Hingga akhir tahun ini, PT Pegadaian menargetkan untuk membukukan pinjaman gadai sekitar Rp 28 triliun. Menurut catatan sementara Pegadaian, jumlah pinjaman gadai hingga Oktober mencapai Rp 27,1 triliun.

Artinya, kemungkinan besar target tersebut bakal tercapai. Tahun lalu, Pegadaian mengucurkan pinjaman gadai hingga Rp 26 triliun.

Meski proyeksi pinjaman gadai hampir tercapai, tren penurunan harga emas bisa mempengaruhi kinerja Pegadaian, terutama dari sisi laba. "Harga emas memang sudah rendah, dari US$ 1.200 lebih ke US$ 1.150 lebih per ons troi. Tapi kecil pengaruhnya karena sekarang fluktuatif," kata Suwhono, Direktur Utama Pegadaian.


Harga emas yang turun memang berdampak pada nilai barang jaminan yang turun. Sehingga, outstanding otomatis ikut terkoreksi. Namun, Suwhono menjelaskan, penurunan tersebut berbeda jika dibandingkan pada tahun 2013 yang sangat signifikan.

Menurut Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun lalu, Pegadaian mematok harga emas di level US$ 1.900 per ons troi. Nyatanya, realisasi harga emas di level US$ 1.300 per ons troi. Penurunan standar taksiran logam juga turun dari Rp 532.000 dalam RKAP 2013 menjadi Rp 423.000.

Dwi Agus Pramudya, Direktur Keuangan Pegadaian menambahkan, pihaknya sudah terbiasa dengan kondisi harga emas yang cenderung rendah saat ini. Salah satu strategi Pegadaian untuk mengantisipasi penurunan harga emas adalah diversifikasi lini usaha, terutama yang non emas.

Saat ini, sekitar 95% aktivitas usaha Pegadaian masih berpusat pada emas. Untuk rencana jangka panjang, Dwi mengaku pihaknya sedang berusaha menggodok porsi tersebut. "Lima tahun ke depan, rencananya akan kita turunkan jadi sekitar 85%-90%," kata Dwi.

Terkait suku bunga acuan atau BI rate yang naik beberapa waktu yang lalu, Dwi mengaku, hal ini akan berdampak pada biaya dana. Memang pihak perbankan belum memberitahukan rencana kenaikan suku bunga pinjaman, namun Dwi bilang, sinyal kenaikan ini sudah ada. "Sebenarnya bunga pinjaman sudah naik dari awal tahun, cost of fund kami sudah naik hampir 1%," katanya.

Sebesar 25% pendanaan Pegadaian berasal dari internal dan sisanya eksternal. Pinjaman perbankan menempati 76,19% dari pendanaan eksternal, sisanya obligasi. "Likuiditas ketat dan sama mahalnya. Kalau bunga bank naik, obligasi juga ikut," ujar Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan