JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bakal membangun pembangkit listrik tenaga panas waste heat recovery power generator (WHRPG). Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 28 megawatt (MW).Analis menyambut positif langkah perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi operasional SMGR tersebut. "Karena WHRPG mampu menghemat beban listrik di pabrik Tuban hingga 15%," tambah analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda, (12/5).Selain itu, dengan pembangunan pembangkit listrik tersebut SMGR dapat mengurangi ketergantungan terhadap PLN serta berpotensi mengurangi fluktuasi beban yang terjadi karena justifikasi tarif dasar listrik (TDL).SMGR juga telah memiliki power plant di Tonasa dengan kapasitas 70 MW. Jadi, kedepannya SMGR memiliki prospek yang menarik seiring dengan tingginya aktivitas pengembangan pasca pemilu."Oleh karena itu, kami rekomendasikan buy saham SMGR dengan target harga Rp 16.850 untuk 12 bulan mendatang," tandas Thendra.Saat ini, saham SMGR diperdagangkan dengan PE 16,14 kali dan PBV 4.46 kali. Angka tersebut relatif sama dengan peers -nya.Mngingatkan saja, proyek WHRPG dikerjakan dengan menggandeng emiten berkode saham SMGR tersebut menggandeng JFE Engineering, yang berasal dari Jepang. Dalam proyek tersebut, SMGR bakal menggenggam kepemilikan antara 85% hingga 90% saham. Sementara sisanya dimiliki JFE Engineering.Dari besaran porsi kepemilikan, SMGR bakal merogoh kocek sebanyak Rp 510 miliar hingga Rp 540 miliar untuk investasi pembangkit listrik tersebut. Sedangkan, JFE Engineering yang bergerak dibidang rekayasa industri ini akan menyetor dana segar antara Rp 60 miliar hingga Rp 90 miliar.Proyek ini bakal dikembangkan mulai semester kedua tahun ini dan ditargetkan dapat selesai pada kuartal pertama 2016. Saat ini, saham SMGR ada di level Rp 15.550 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Target harga SMGR bisa melewati Rp 16.000/saham
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bakal membangun pembangkit listrik tenaga panas waste heat recovery power generator (WHRPG). Pembangkit listrik ini memiliki kapasitas 28 megawatt (MW).Analis menyambut positif langkah perusahaan untuk memaksimalkan efisiensi operasional SMGR tersebut. "Karena WHRPG mampu menghemat beban listrik di pabrik Tuban hingga 15%," tambah analis BNI Securities, Thendra Chrisnanda, (12/5).Selain itu, dengan pembangunan pembangkit listrik tersebut SMGR dapat mengurangi ketergantungan terhadap PLN serta berpotensi mengurangi fluktuasi beban yang terjadi karena justifikasi tarif dasar listrik (TDL).SMGR juga telah memiliki power plant di Tonasa dengan kapasitas 70 MW. Jadi, kedepannya SMGR memiliki prospek yang menarik seiring dengan tingginya aktivitas pengembangan pasca pemilu."Oleh karena itu, kami rekomendasikan buy saham SMGR dengan target harga Rp 16.850 untuk 12 bulan mendatang," tandas Thendra.Saat ini, saham SMGR diperdagangkan dengan PE 16,14 kali dan PBV 4.46 kali. Angka tersebut relatif sama dengan peers -nya.Mngingatkan saja, proyek WHRPG dikerjakan dengan menggandeng emiten berkode saham SMGR tersebut menggandeng JFE Engineering, yang berasal dari Jepang. Dalam proyek tersebut, SMGR bakal menggenggam kepemilikan antara 85% hingga 90% saham. Sementara sisanya dimiliki JFE Engineering.Dari besaran porsi kepemilikan, SMGR bakal merogoh kocek sebanyak Rp 510 miliar hingga Rp 540 miliar untuk investasi pembangkit listrik tersebut. Sedangkan, JFE Engineering yang bergerak dibidang rekayasa industri ini akan menyetor dana segar antara Rp 60 miliar hingga Rp 90 miliar.Proyek ini bakal dikembangkan mulai semester kedua tahun ini dan ditargetkan dapat selesai pada kuartal pertama 2016. Saat ini, saham SMGR ada di level Rp 15.550 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News