KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mempercayakan penyaluran bantuan sosial (Bansos) melalui bank plat merah yang memiliki jaringan luas hingga ke pelosok. Himpunan bank-bank negara (Himbara) pun ditargetkan dapat menyalurkan bansos kepada 10 juta penerima. Adi Sulistyowati, Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, target bansos bagi Himbara di tahun 2018 untuk skema Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), masing-masing target penyaluran sampai dengan 10 juta penerima. Jumlah tersebut terdiri dari penerima existing di tahun 2017 dan penerima baru tahun 2018. Menurut Susi, sapaan akrabnya, program BPNT akan diberikan dalam bentuk uang untuk belanja pangan komoditas seperti beras dan telur. Sedangkan, untuk program PKH, bantuan yang diberikan untuk kepentingan keluarga seperti kebutuhan sekolah anak, peningkatan gizi anak, dan sebagainya. Adapun menurut Susi hambatan yang terjadi saat penyaluran bansos terdapat pada data peserta calon penerima manfaat dari Kementrian Sosial. “Data harus kami cleansing dahulu untuk pemenuhan persyaratan pembukaan rekening seperti nama penerima, NIK, nomer uniq dari Kemensos, tanggal lahir dan alamat penerima,” ujar Susi kepada Kontan.co.id, Kamis (18/1). Selain itu, Susi menambahkan, untuk proses penyalurannya, diperlukan sosialisasi untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat atau penerima mengenai fungsi kartu, penggunaan kartu, pin ATM, lokasi pencairan agen bank e-warong dan sebagainya. Proses ini relatif baru dan diperlukan para pendamping serta bantuan dari Pemda atau dinas sosial dalam penyaluran bantuan ini. Sebagai gambaran, nantinya penerima Bansos harus mendaftarkan diri ke bank penyalur agar diberikan kartu yang dapat digunakan untuk mencairkan Bansos yang sudah atur besaran dan tahapan pemberiannya. Ditambah lagi, penyediaan agen bank atau e-warung yang belum merata. Tidak semua lokasi penyaluran ada di daerah perkotaan yang mudah terjangkau, namun di lokasi penyaluran juga banyak daerah yang memerlukan usaha lebih keras dalam penyediaan agen bank, likuiditas (uang), penyediaan pangan serta prasarana komunikasi lainnya. Kendati demikian, untuk kepentingan tersebut, Bank Himbara telah menyediakan agen sebanyak 42.500 dari kebutuhan saat ini yang sekitar 24.000 agen bank e-warong. Angka ini sebenarnya telah melebihi dari kebutuhan agen itu sendiri. Pun, Bank Himbara akan menambah agennya terus sampai 44.000 agen untuk antisipasi tambahan penerima bansos. Menurut Susi, Kendala yang terakhir terkait dengan prasarana komunikasi di daerah remote atau Blank Spot signal komunikasi. Namun pihaknya telah solusi mencari solusi dengan menggunakan sarana EDC offline dan VSAT. “EDC offline akan merekam data penerima dalam alat tersebut untuk lokasi tertentu, sehingga tanpa signal komunikasi alat tersebut dapat berfungsi untuk menyalurkan bansos,” tutup Susi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Target Himbara untuk Bansos BPNT dan PKH di 2018 sebesar 10 juta penerima
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mempercayakan penyaluran bantuan sosial (Bansos) melalui bank plat merah yang memiliki jaringan luas hingga ke pelosok. Himpunan bank-bank negara (Himbara) pun ditargetkan dapat menyalurkan bansos kepada 10 juta penerima. Adi Sulistyowati, Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, target bansos bagi Himbara di tahun 2018 untuk skema Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH), masing-masing target penyaluran sampai dengan 10 juta penerima. Jumlah tersebut terdiri dari penerima existing di tahun 2017 dan penerima baru tahun 2018. Menurut Susi, sapaan akrabnya, program BPNT akan diberikan dalam bentuk uang untuk belanja pangan komoditas seperti beras dan telur. Sedangkan, untuk program PKH, bantuan yang diberikan untuk kepentingan keluarga seperti kebutuhan sekolah anak, peningkatan gizi anak, dan sebagainya. Adapun menurut Susi hambatan yang terjadi saat penyaluran bansos terdapat pada data peserta calon penerima manfaat dari Kementrian Sosial. “Data harus kami cleansing dahulu untuk pemenuhan persyaratan pembukaan rekening seperti nama penerima, NIK, nomer uniq dari Kemensos, tanggal lahir dan alamat penerima,” ujar Susi kepada Kontan.co.id, Kamis (18/1). Selain itu, Susi menambahkan, untuk proses penyalurannya, diperlukan sosialisasi untuk memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat atau penerima mengenai fungsi kartu, penggunaan kartu, pin ATM, lokasi pencairan agen bank e-warong dan sebagainya. Proses ini relatif baru dan diperlukan para pendamping serta bantuan dari Pemda atau dinas sosial dalam penyaluran bantuan ini. Sebagai gambaran, nantinya penerima Bansos harus mendaftarkan diri ke bank penyalur agar diberikan kartu yang dapat digunakan untuk mencairkan Bansos yang sudah atur besaran dan tahapan pemberiannya. Ditambah lagi, penyediaan agen bank atau e-warung yang belum merata. Tidak semua lokasi penyaluran ada di daerah perkotaan yang mudah terjangkau, namun di lokasi penyaluran juga banyak daerah yang memerlukan usaha lebih keras dalam penyediaan agen bank, likuiditas (uang), penyediaan pangan serta prasarana komunikasi lainnya. Kendati demikian, untuk kepentingan tersebut, Bank Himbara telah menyediakan agen sebanyak 42.500 dari kebutuhan saat ini yang sekitar 24.000 agen bank e-warong. Angka ini sebenarnya telah melebihi dari kebutuhan agen itu sendiri. Pun, Bank Himbara akan menambah agennya terus sampai 44.000 agen untuk antisipasi tambahan penerima bansos. Menurut Susi, Kendala yang terakhir terkait dengan prasarana komunikasi di daerah remote atau Blank Spot signal komunikasi. Namun pihaknya telah solusi mencari solusi dengan menggunakan sarana EDC offline dan VSAT. “EDC offline akan merekam data penerima dalam alat tersebut untuk lokasi tertentu, sehingga tanpa signal komunikasi alat tersebut dapat berfungsi untuk menyalurkan bansos,” tutup Susi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News