KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memasang target indikatif penerbitan surat berharga negara (SBN) kepada investor ritel secara online (e-SBN) melalui Saving Bond Ritel seri SBR003 sebesar Rp 1 triliun. Target ini lebih rendah dari penerbitan dua tahun sebelumnya, yaitu SBR002 yang sebesar Rp 3,8 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu) Luky Alfirman menjelaskan, lebih rendahnya target indikatif penerbitan SBR kali ini lantaran dilakukan secara online. Hal itu menyebabkan mitra distribusi (midis) tidak bisa mendekati investor secara langsung. Namun lanjut Luky, jika di tengah masa penawaran jumlah yang masuk terus meningkat, bukan tidak mungkin pihaknya memperbesar target. "Kami bisa upsize sampai Rp 5 triliun," kata Luky saat paparan di Gedung kemkeu, Jumat (11/5).
Saat ini, calon investor bisa melakukan registrasi untuk mendapatkan Single Investor Indentification (SID). Pekan depan, mulai tanggal 14-25 Mei, investor bisa melakukan pemesanan dengan nilai minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar. Sementara pembayaran, bisa dilakukan lewat bank, e-banking, atau ATM. Untuk diketahui, pemerintah mematok kupon SBR003 sebesar 6,8%, yang merupakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day reverse repo rate) ditambah spread tetap sebesar 225 basis points (bps) atau sebesar 2,55%. Kupon ini berlaku untuk tiga bulan pertama. Selain itu, tingkat kupon ini juga merupakan tingkat kupon minimal (floor) dan tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.