Target Investasi Tahun 2024 Dipatok Rp 1.650 Triliun, BKPM: Lumayan Berat



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan untuk mencapai target investasi pada tahun 2024 sebesar Rp 1.650 triliun cukup menantang.

Target investasi tersebut meningkat dari tahun 2023 yang nilainya ditargetkan sebesar Rp 1.400 triliun.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan menyampaikan, pihaknya belum bisa mengukur seberapa besar pengaruh politik atau pergantian masa kepemimpinan Presiden terhadap minat investor yang masuk.


“Kami melihatnya kalau untuk realisasi terus terang tantangan lumayan berat, karena kita tak bisa bilang tak ada pengaruhnya tahun politik ini. Kita belum bisa ukur, karena berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, tidak ada behavior yang konstan,” tutur Nurul kepada Kontan, Senin (8/1).

Baca Juga: Di Tahun Politik, Sektor Perdagangan atau Jasa Dinilai Aman untuk Berinvestasi

Jika menelisik ke belakang, ada masanya saat proses Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden berlangsung realisasi investasi sedikit meningkat, namun pada pemilu berikutnya justru investasi yang masuk menurun.

Meski begitu, Ia melihat proses kampanye saat ini masih berjalan dengan aman. Sehingga bisa memberikan kepercayaan yang positif terhadap investor.

Ia menambahkan, saat tahun politik berlangsung, sebenarnya investor bukan membatalkan investasinya, tetapi investor hanya menunda seraya melihat situasi perpolitikan yang sedang berlangsung.

Jika situasi politik aman, investor akan merealisasikan investasinya setidaknya pada tahun depan, setelah pemerintahan baru mulai berjalan.

“Menurut saya walaupun ada keraguan itu terkait dengan investasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Karena ternyata ada salah satu dari paslon (cawapres) yang meragukan IKN atau tak setuju,” ungkapnya.

Baca Juga: APKI Ungkap Peluang dan Tantangan Bisnis Pulp and Kertas Tahun Ini

Meski demikian, Nurul melanjutkan, investasi di Indonesia sebagaimana yang sudah diketahui, sebagian besar bukan tertarik ke IKN, tetapi ke sektor lain.

“Dan kita merasa masih punya keunggulan karena sebagian ketertarikan investor karena dua hal. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kaya, dan marketnya ada,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi