JAKARTA. Kontraktor pelat merah kompak menargetkan pendapatan kontrak baru konservatif di tahun depan. Soalnya, BUMN karya tersebut sudah cukup mendapat kontrak besar sepanjang tahun ini. PT Wijaya Karya Tbk misalnya pada tahun 2017 hanya menargetkan kontrak baru Rp 40 triliun. Ini lebih rendah dari target tahun ini yang sekitar Rp 52,2 triliun. "Soalnya, ada proyek besar yang sudah kami capai menjelang akhir tahun ini," ucap Bintang Perbowo, Direktur Utama Wijaya Karya, tanpa merinci identitas proyek tersebut kepada KONTAN, Selasa (22/11). Nah, agar bisa merealisasikan target tersebut, Wijaya Karya bakal mengincar 40% proyek dari swasta. Sedangkan proyek pemerintah dan sesama BUMN masing-masing 30%. Tahun ini mayoritas pencapaian kontrak dari swasta, dengan kontribusi mencapai 76%. Soalnya, beberapa proyek pemerintah yang tanpa APBN, seperti kereta cepat Jakarta Bandung masuk kategori proyek swasta.
Target konservatif BUMN karya kejar kontrak baru
JAKARTA. Kontraktor pelat merah kompak menargetkan pendapatan kontrak baru konservatif di tahun depan. Soalnya, BUMN karya tersebut sudah cukup mendapat kontrak besar sepanjang tahun ini. PT Wijaya Karya Tbk misalnya pada tahun 2017 hanya menargetkan kontrak baru Rp 40 triliun. Ini lebih rendah dari target tahun ini yang sekitar Rp 52,2 triliun. "Soalnya, ada proyek besar yang sudah kami capai menjelang akhir tahun ini," ucap Bintang Perbowo, Direktur Utama Wijaya Karya, tanpa merinci identitas proyek tersebut kepada KONTAN, Selasa (22/11). Nah, agar bisa merealisasikan target tersebut, Wijaya Karya bakal mengincar 40% proyek dari swasta. Sedangkan proyek pemerintah dan sesama BUMN masing-masing 30%. Tahun ini mayoritas pencapaian kontrak dari swasta, dengan kontribusi mencapai 76%. Soalnya, beberapa proyek pemerintah yang tanpa APBN, seperti kereta cepat Jakarta Bandung masuk kategori proyek swasta.