JAKARTA. Produsen baja PT Krakatau Steel Tbk menggenggam dua proyek besar untuk mendongkrak penjualan tahun ini. Dua proyek tersebut berasal dari proyek infrastruktur pelabuhan, dan infrastruktur listrik. Sukandar, Direktur Utama Krakatau Steel (KS) mengungkapkan, saat ini Krakatau Steel telah mendapatkan komitmen pasokan baja untuk pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara milik Pelindo I. Sementara kontrak pengadaan baja guna untuk membangun infrastruktur listrik, datang dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Untuk pengadaan paling besar datang dari PLN. Saat ini kami masih bernegosiasi kontraknya. Kami memperkirakan kebutuhan baja mereka (PLN) mencapai 250.000 ton-300.000 ton per tahun," terang Sukandar, Senin (4/4).
Jumlah kebutuhan baja PLN tersebut terhitung hanya untuk baja siku pada tower listrik saja. Angka tersebut belum termasuk untuk kebutuhan baja pelat untuk beragam fungsi dalam proyek pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW). Dari dua sektor penjualan baja ini, Sukandar optimistis bisa mengejar kenaikan penjualan 20% tahun ini ketimbang realisasi penjualan tahun lalu. Dari sisi volume penjualan, manajemen dari emiten berkode saham KRAS tersebut membidik kenaikan penjualan 41% dari menjadi 2,7 juta ton. Adapun volume penjualan KRAS tahun 2015 baru mencapai 1,9 juta ton Upaya untuk meningkatkan penjualan dilakukan karena penjualan Krakatau Steel pada 2015 turun 29,41% menjadi US$ 1,32 miliar. Dengan proyeksi kenaikan penjualan 20%, artinya Krakatau Steel membidik pendapatan tahun ini sekitar US$ 1,58 miliar. Target penjualan Krakatau Steel ini terbilang realistis. Selain dari potensi kenaikan penjualan dari proyek infrastruktur, kenaikan penjualan datang dari kenaikan harga baja. "Harga baja, khususnya HRC global kini telah bergerak naik dari sebelumnya US$ 265 per ton, sejak awal Maret naik menjadi US$ 360 per ton," terang Sukandar. Tak hanya penjualan yang naik, Sukandar optimistis, Krakatau Steel juga bisa membungkus laba tahun ini. Hanya saja, Sukandar tak mau menyebut berapa target laba yang diinginkan. Adapun tahun 2015 lalu, Krakatau Steel masih rugi US$ 326.514.
Untuk mengantisipasi kenaikan penjualan, perusahaan yang memiliki pabrik di Cilegon, Banten tersebut tengah membangun beberapa proyek tahun ini. Salah satunya pembangunan pabrik Blast Furnace berkapasitas 1,2 juta ton yang ditargetkan tuntas akhir tahun ini. Untuk mendukung kinerja pabrik, manajemen Krakatau Steel juga membangun coal fire steam boiler 2 x 80 MW dan PLTU batubara 1x150 MW. Tak hanya itu, Krakatau Steel juga membangun pabrik Hot Strip Mill#2 berkapasitas 1,5 juta ton. Ada juga pembangunan pabrik baja tulangan baja dan profil lewat PT Krakatau Osaka Steel. Selain memperkuat bisnis di hulu, Krakatau Steel tahun ini juga mengembangkan bisnis hilir melalui perusahaan hasil joint venture yakni PT Krakatau Nippon Steel Sumikin. Perusahaan ini akan memproduksi baja lapis galvanis untuk otomotif berkapasitas 500.000 ton per tahun. Pembangunan ini ditargetkan kelar triwulan II 2017. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan