JAKARTA. Target penyaluran kredit Bank Ina Perdana pada tahun ini diprediksi akan meleset. Hal ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi makro yang cukup memukul keberlangsungan usaha para debitur di Bank Ina Perdana. Menurut Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana, dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014, Bank Ina menargetkan kredit yang disalurkan mencapai Rp 1,36 triliun. Target kredit tahun ini berarti tumbuh 29,52% secara year on year (yoy) dibanding akhir tahun lalu yang mencapai Rp 1,05 triliun. “Sampai akhir September lalu, kredit yang kami salurkan sudah menembus Rp 1,24 triliun,” kata Edy saat dihubungi KONTAN, Rabu (14/10). Namun Edy mengaku pesimis bahwa target tahun ini bisa tercapai. Sebab situasi ekonomi makro di Indonesia masih akan melambat. Belum lagi sentimen tapering off dari Amerika Serikat yang berpotensi memberikan tekanan pada ekonomi nasional. “Tentu ini berpengaruh besar bagi keberlangsungan usaha para debitur kami. Sehingga prioritas kami adalah menjaga kualitas penyaluran kredit, bukan menggenjot semaksimal mungkin pertumbuhan kredit kami. Jadi sepertinya target tahun ini bisa saja tidak tercapai,” pungkas Edy.
Target kredit Bank Ina Perdana diprediksi meleset
JAKARTA. Target penyaluran kredit Bank Ina Perdana pada tahun ini diprediksi akan meleset. Hal ini tak lepas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi makro yang cukup memukul keberlangsungan usaha para debitur di Bank Ina Perdana. Menurut Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana, dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun 2014, Bank Ina menargetkan kredit yang disalurkan mencapai Rp 1,36 triliun. Target kredit tahun ini berarti tumbuh 29,52% secara year on year (yoy) dibanding akhir tahun lalu yang mencapai Rp 1,05 triliun. “Sampai akhir September lalu, kredit yang kami salurkan sudah menembus Rp 1,24 triliun,” kata Edy saat dihubungi KONTAN, Rabu (14/10). Namun Edy mengaku pesimis bahwa target tahun ini bisa tercapai. Sebab situasi ekonomi makro di Indonesia masih akan melambat. Belum lagi sentimen tapering off dari Amerika Serikat yang berpotensi memberikan tekanan pada ekonomi nasional. “Tentu ini berpengaruh besar bagi keberlangsungan usaha para debitur kami. Sehingga prioritas kami adalah menjaga kualitas penyaluran kredit, bukan menggenjot semaksimal mungkin pertumbuhan kredit kami. Jadi sepertinya target tahun ini bisa saja tidak tercapai,” pungkas Edy.