JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Eximbank) optimistis
outstanding pembiayaan pada kuartal pertama bakal meningkat. Kenaikan pembiayaan didukung geliat ekspor yang mulai bergairah.Dwi Wahyudi Direktur Pelaksana I Eximbank menjelaskan, pada awal tahun biasanya pembiayaan sepi. Sebab tahun lalu ekonomi lesu dan masih berlanjut di awal tahun.Pembiayaan Eximbank terkena imbas pada Januari 2017. Di bulan tersebut, pembiayaan Eximbang menurun ketimbang posisi akhir 2016.
Nah, baru masuk bulan Februari 2017, pembiayaan mulai beranjak naik. Sehingga, laju pembiayaan BUMN spesialis pembiayaan ekspor impor ini hingga tiga bulan pertama tahun ini masih on the track berdasarkan target. Dwi optimistis, outstanding pembiayaan sampai akhir kuartal I 2017 bakal mencapai Rp 92 triliun hingga Rp 93 triliun. "Ada kenaikan pembiayaan sebesar Rp 4 triliun sampai Rp 5 triliun dari akhir 2016," kata Dwi, akhir pekan lalu. Sepanjang tahun ini, Eximbank menargetkan outstanding pembiayaan sebanyak Rp 105 triliun . Bidik BUMN Agar target tercapai, segmen debitur industri manufaktur masih menjadi andalan perusahaan. Sebab, kontribusinya atas pembiayaan Eximbank mencapai separuh dari total pembiayaan. Sektor lain yang berkontribusi besar adalah eksportir komoditas. Pertambangan menyumbang porsi 12% pembiayaan Eximbank. Lalu, sektor pertanian dan perkebunan berkontribusi 11%. Sektor industri lain yang juga berpeluang meningkatkan volume pembiayaan berasal dari industri tekstil, kertas, hingga furnitur. Tak hanya itu, program hilirisasi komoditas yang saat ini didorong pemerintah juga berpotensi besar mendongkrak pembiayaan Eximbank. Misalnya, dari hilirisasi komoditas pertambangan dengan beroperasinya beberapa smelter sampai hilirisasi produk sawit (CPO). Selain memacu pembiayaan komersial, Eximbank juga akan meningkatkan penetrasi dari program National Interest Account (NIA). Program yang merupakan penugasan pemerintah ini untuk mendukung pendanaan bagi industri strategis yang terkendala dukungan dari lembaga pembiayaan lain.
Lewat program tersebut, Eximbank membidik BUMN seperti PT Industri Kereta Api (INKA), PT PAL Indonesia dan PT Dirgantara Indonesia agar mendapatkan fasilitas pembiayaan dari Eximbank seperti tahun lalu. Eximbank menargetkan pertumbuhan pembiayaan dari program ini bisa naik berlipat-lipat dari realisasi tahun 2016 yang cuma Rp 372,5 miliar untuk membiayai proyek PT INKA mengekspor gerbong kereta ke Bangladesh. "Untuk tahun ini target pembiayaan NIA mencapai Rp 2,4 triliun," ujar Dwi. Agar program tersebut sukses, Eximbank mendapat dukungan modal tambahan Rp 4 triliun pada tahun lalu. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini