Target kredit korporasi BCA tumbuh tapi lambat



JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menargetkan penyaluran kredit korporasi tahun 2014 tumbuh sebesar 14%-15%. Target ini disampaikan oleh Direktur Bisnis Korporasi dan Corporate Finance BCA, Dhalia M. Ariotedjo di Jakarta, Rabu (18/12).

Dhalia bilang, target tersebut turun jika dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit korporasi tahun 2013 maupun realisasi tahun sebelumnya. Penurunan target pertumbuhan dilakukan karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pertumbuhan kredit tahun depan tidak sebesar tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya, karena kondisi ekonomi sekarang juga mempengaruhi. Mudah-mudahan (tumbuh) mencapai 14%-15%," ujar Dhalia di Gedung BI, Jakarta, Rabu (18/12).


Mengingat kondisi ekonomi itu, BCA menurut Dhalia akan selektif menyalurkan kredit korporasi di tahun 2014. Dhalia menambahkan, BCA lebih fokus menyalurkan kredit korporasi di sektor-sektor properti dan tekstil.

"Kami pilih sektor mana saja yang telah kami salurkan sebelumnya dan saat ini growth (tumbuh)nya cepat. Kami kurangi di sektor-sektor yang lambat,” kata Dhalia.

Dhalia mengaku optimistis mengejar target penyaluran kredit korporasi sebesar 15% itu. Namun menurutnya, penyaluran kredit korporasi tahun 2014 mendatang akan tergantung dari kondisi ekonomi yang terjadi.

Ia bilang, terbuka kemungkinan, BCA menyalurkan kredit korporasi lebih sedikit dari target yang ditetapkan jika kondisi ekonomi Indonesia 2014 tidak menjanjikan. "Nanti kami lihat, jika harus kami kurangi, kami kurangi. Kami slow down juga, lihat-lihat dulu kondisi ekonomi seperti apa," jelas Dhalia.

Meski begitu, Dhalia optimistis, target kredit korporasi BCA tahun 2013 masih bisa tercapai. Catatan saja, total kredit yang dikucurkan sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp 299 triliun atau naik 25,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 237,7 triliun.

Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) BCA meningkat menjadi 73,9% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 65,7%. Rinciannya, pengucuran kredit konsumer sebesar Rp 85,1 triliun atau naik 30,1%.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA bilang, pertumbuhan kredit ini ditopang oleh kinerja kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh 30% menjadi Rp 52,5 triliun dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sebesar Rp 25,8 triliun atau tumbuh 33,6%.

Kemudian kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) sebesar Rp 114,9 triliun, atau meningkat 23%. Sedangkan kredit korporasi tercatat sebesar Rp 99 triliun atau naik 25,5%.

Untuk rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) secara gross tercatat hanya 0,4% dan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah sebesar 378,4%. Sementara itu rasio kecukupan modal (CAR) BCA sebesar Rp 15,8% pada September 2013 dan posisi secondary reserves tercatat Rp 62 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri