Target lifting minyak tahun 2015 tak akan tercapai



JAKARTA. Lifting minyak Indonesia untuk tahun 2015 diproyeksikan di bawah 845.000 barel per hari (bph). Jumlah itu tidak mencapai target yang telah ditetapkan DPR dalam APBN 2015 sebesar 900.000 bph.

Target listing minyak sulit dicapai lantaran mundurnya pic production Blok Cepu yang awalnya dijadwalkan bulan Juli menjadi bulan Oktober. Sekretaris Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana memproyeksikan, realisasi pic production dari Blok Cepu hingga akhir tahun bisa mencapai 165.000 bph.

“Ada potensi sampai 870.000 bph, namun yang diketok di DPR 900.000 bph, kita tidak tahu bagaimana merealisasikan itu dari WPNP yang sedang berjalan, kita lihat di bawah 845.000 bph,” kata Gde di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (2/12). Namun, dari WPNP tersebut lanjut Gde, belum bisa disampaikan angka pastinya karena sedang berjalan.


Sementara untuk tahun 2014, lifting minyak diproyeksi mencapai 804.000 bph atau menurun dari yang ditargetkan sebelumnya 818.000 bph. Hingga Oktober, produksi minyak kurang lebih mencapai 780.000 bph.“Yah akan ada kemungkinan kita akan melakukan revisi terhadap target yang telah ditetapkan DPR, ini yang sedang kita upayakan,” kata dia. 

Lebih lanjut SKK Migas memproyeksi bahwa dari 132 kegiatan ekplorasi tahun ini, hanya 60% yang akan mencapai realisasi, sementara sisanya gagal. Sampai dengan bulan November, sudah 50% yang terlaksana. Namun hingga akhir tahun tahun diproyeksi hanya mencapai 60%.

Menurut Gde, tidak terealisasinya kegiatan ekplorasi tahun ini dikarenakan berbagai aturan-aturan dan hambatan -hambatan seperti regulasi, perizinan, pajak dan hambatan-hambatan lainnya. Lambatnya kegiatan ekplorasi pada akhirnya juga akan berpengaruh terhadap target produksi minyak yang telah di tetapkan oleh pemerintah terutama untuk target jangka panjang sekitar 2,5 juta kiloliter di tahun 2020. Kebiatan-kegiatan ekplorasi saat ini merupakan bagian atau agenda yang sudah ditetapkan untuk mencapai target jangka panjang tersebut.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Naryanto Wagimin mengatakan, untuk mewujudkan tercapainya lifting minyak di tahun 2015,diperlukan sinergi antar kementerian.

Dia bilang, persoalan-persoalan di atas, jangan hanya disorot dari kementerian ESDM saja. Namun, dari berbagai kementerian atau lembaga, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kehutanan harus dilibatkan.

“Kita harapkan juga proyek IDD dan Masela itu cepat diselesaikan. Sementara untuk Pajak atau PBB itu kita sudah kordinasi dengan Kementerian Keuangan khususnya bagian Pajak,” katanya.

Sementara itu Ketua Umum Indonesia Petroleum Association (IPA), Lukman Mahfoedz mengatakan, bahwa untuk bisa mencapai produksi 2,5 juta KL di tahun 2020, perlu peningkatan eksplorasi dua hingga tiga kali lipat dari sekarang.

Menurut Lukman, kepastian Investasi merupakan suatu hal mutlak jika pemerintah ingin mewujudkan ketahanan energi terutama dati sektor migas. Kepastian investasi sangatlah penting, karena 30% dari produksi nasional di tahun 2029 akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan atau investor yang saat ini belum mendapatkan Final Investment Decesion (FID). “Kalau tidak ada kepastian, otomatis akan mempengaruhi target kita nanti," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa