Target NPL 3,9%, ini strategi penyelesaian kredit bermasalah Bank Jatim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menyatakan sampai kuartal III-2018 rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) Bank Jatim sudah menurun.

Merujuk pada presentasi perusahaan, per kuartal III-2018 Bank Jatim mencatatkan NPL gross di level 4,25%. Posisi ini membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,92%. 

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menilai, walau terbilang masih tinggi yakni di atas 4% pihaknya tetap yakin rasio tersebut dapat diturunkan hingga akhir tahun.

Setidaknya Bank Jatim mematok NPL dapat berada di bawah 4% atau minimal sebesar 3,9% pada penghujung tahun 2018. "Kalau dilihat dibandingkan tahun lalu, ada penurunan yang baik. Kami yakin akhir tahun di bawah 4% atau 3,9%," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (25/10).

Nah, bila ditelusuri lebih dalam rasio NPL secara net bank berkode emiten BJTM ini memang cukup rendah di level 0,63%. Menurun dari posisi September 2017 sebesar 0,72%.

Hal ini tak terlepas dari rasio pencadangan alias coverage ratio yang dipasang Bank Jatim. Tercatat posisi coverage ratio Bank Jatim di kuartal III-2018 ada di level 92,36% naik dari periode tahun sebelumnya sebesar 91,87%.

Ada beberapa strategi yang bakal ditempuh Bank Jatim untuk mencapai target NPL tahun ini. Antara lain dengan menyusun alokasi penyelesaian kredit macet. Antara lain kredit dengan tingkat kolektibilitas atau collectibility 1 dan 2 akan ditangani oleh kantor cabang. Namun, kredit dengan tingkat kolektibiltias 3, 4 dan 5 akan langsung ditangani oleh kantor pusat di bawah Divisi penyelamatan dan penyelesaian (rescue and completion division) Bank Jatim.

Selain itu, Bank Jatim juga menetapkan tiga program penyelesaian NPL diantaranya rescheduling, reconditioning dan restructuring. Bahkan tidak tanggung-tanggung, bank bersandi emiten bursa BJTM ini bakal menempuh jalur pengadilan untuk menyelesaikan kredit macet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi