KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 991,3 triliun pada tahun 2022 mendatang. Seiring defisit anggaran yang lebih rendah pada tahun ini, target penerbitan surat utang pada tahun depan pun menjadi lebih rendah Senior Economist Fikri C Permana mengungkapkan, meski target penerbitan SBN pada tahun 2022 lebih rendah dibanding tahun 2021, tidak akan memberi pengaruh banyak pada pasar obligasi. Menurutnya, pada tahun depan, pasar obligasi akan dipengaruhi oleh pertumbuhan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. Fikri mengatakan, jika angka inflasi yang saat ini sudah tinggi dan terus berlanjut, maka proses tapering The Fed akan dipercepat. Hal ini pada akhirnya mendorong kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih cepat dari perkiraan. Jika hal tersebut terjadi, maka Bank Indonesia (BI) akan meresponnya dengan ikut menaikkan suku bunga acuan.
Target penerbitan SBN 2022 lebih rendah, pasar SBN dinilai tetap prospektif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) sebesar Rp 991,3 triliun pada tahun 2022 mendatang. Seiring defisit anggaran yang lebih rendah pada tahun ini, target penerbitan surat utang pada tahun depan pun menjadi lebih rendah Senior Economist Fikri C Permana mengungkapkan, meski target penerbitan SBN pada tahun 2022 lebih rendah dibanding tahun 2021, tidak akan memberi pengaruh banyak pada pasar obligasi. Menurutnya, pada tahun depan, pasar obligasi akan dipengaruhi oleh pertumbuhan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan. Fikri mengatakan, jika angka inflasi yang saat ini sudah tinggi dan terus berlanjut, maka proses tapering The Fed akan dipercepat. Hal ini pada akhirnya mendorong kenaikan suku bunga acuan AS yang lebih cepat dari perkiraan. Jika hal tersebut terjadi, maka Bank Indonesia (BI) akan meresponnya dengan ikut menaikkan suku bunga acuan.