JAKARTA. Penerimaan bea dan cukai hingga akhir tahun ini diperkirakan hanya akan mencapai 92,82% target atau Rp 161,26 triliun. Penerimaan bea dan cukai tidak mencapai target karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan yang melemah. Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Susiwijono mengatakan, nilai impor dan ekspor turun sehingga berdampak terhadap penerimaan bea cukai secara keseluruhan. Sebab penerimaan bea masuk hingga akhir tahun hanya mencapai 95,52% atau Rp 34,07 triliun, seiring dengan penurunan nilai impor 4,26% (YoY) menjadi US$ 134,37 miliar Sedangkan untuk penerimaan bea keluar diperkirakan hanya mencapai 56,41% atau Rp 11,62 triliun, jauh di bawah target yang sebesar Rp 20,60 triliun tahun ini.
Penurunan ekspor juga menjadi imbas dari rendahnya tarif bea keluar minyak sawit mentah (CPO) per Oktober yang harga referensinya sebesar US$ 727 per MT. Sedangkan pada November 2014 harga referensi CPO sebesar US$ 736 per MT. "Dengan harga dibawah US$ 750 per MT maka bea keluar 0% sehingga total penerimaan bea keluar akan kecil. Sehingga penerimaan mengandalkan bea keluar ekspor mineral" ujarnya, Kamis (13/10). Untuk penerimaan cukai, sampai akhir tahun ini diperkirakan hanya sebesar 98,39% atau Rp 115,56 triliun. Walau tidak ada kenaikan tarif cukai tembakau, namun karena produksi hasil tembakau meningkat 1,2% dari 341,9 miliar batang menjadi 346 miliar pada 2014.