JAKARTA. Pemerintah pesimis bisa menggolkan semua target yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2016. Terutama, untuk target penerimaan negara dan belanja negara. Jurubicara Kementerian Keuangan Lucky Alfirman mengatakan, setiap tahun, realisasi APBN-P memang tidak pernah sesuai dengan targetnya. Sebab, selalu ada faktor-faltor tertentu yang mempengaruhi kondisi antara yang diasumsikan dan yang sebenarnya. Target penerimaan perpajakan misalnya, dalam APBN-P 2016 dipatok sebesar Rp 1.489 triliun, yang terdiri dari pendapatan pajak dan bea cukai. Kemungkinan, target tersebut akan meleset jika sejumlah faktor tidak sesuai seperti pertumbuhan ekonomi, atau melesetnya target penerimaan pajak dari program pengampunan pajak.
Target penerimaan di APBN-P 2016 diyakini meleset
JAKARTA. Pemerintah pesimis bisa menggolkan semua target yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2016. Terutama, untuk target penerimaan negara dan belanja negara. Jurubicara Kementerian Keuangan Lucky Alfirman mengatakan, setiap tahun, realisasi APBN-P memang tidak pernah sesuai dengan targetnya. Sebab, selalu ada faktor-faltor tertentu yang mempengaruhi kondisi antara yang diasumsikan dan yang sebenarnya. Target penerimaan perpajakan misalnya, dalam APBN-P 2016 dipatok sebesar Rp 1.489 triliun, yang terdiri dari pendapatan pajak dan bea cukai. Kemungkinan, target tersebut akan meleset jika sejumlah faktor tidak sesuai seperti pertumbuhan ekonomi, atau melesetnya target penerimaan pajak dari program pengampunan pajak.