Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Turun 8% di RAPBN 2025, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam RAPBN tahun 2025, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diperkirakan mencapai Rp 505,37 triliun atau turun 8,0% dari outlook tahun 2024. 

Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Wahyu Utomo mengatakan, secara umum PNBP sangat dipengaruhi harga komoditas, lifting migas dan nilai tukar.

Dengan mencermati perkembangan terkini, harga minyak Indonesia (ICP) masih relatif sama US$ 82 per barel. Sementara harga CPO, batubara, niekel diperkirakan termoderasi dan lifting migas masih belum optimal.


"Hal ini yang mempengaruhi capaian PNBP yang 2025 diperkirakan Rp 505 triliun," jelasnya kepada Kontan, Rabu (21/8).

Melansir data Buku II Nota Keuangan, dalam RAPBN tahun 2025 PNBP diperkirakan mencapai Rp 505,37 triliun atau terkontraksi 8,0% dari outlook tahun 2024 yaitu Rp 549,1 triliun.

Baca Juga: Hingga Mei 2023, PBNP dari Sektor Keimigrasian Capai Rp 3,150 Triliun

Dalam rangka pencapaian target PNBP tersebut, kebijakan PNBP tahun 2025 akan diarahkan pada optimalisasi pendapatan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dan layanan publik yang berkualitas serta terjangkau bagi masyarakat.

"Pemerintah tetap melakukan optimalisasi PNBP. Hal itu dilakukan dengan optimalisasi pengelolaan SDA, asset negara dan inovasi layanan," ujarnya.

Untuk itu, kebijkan umum PNBP tahun 2025 yang akan dilakukan di antaranya, pemanfaatan SDA yang lebih optimal melalui Langkah penyempurnaan kebijakan, perbaikan pengelolaan SDA dan penignkatan nilai tambah dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

Kemudian optimalisasi dividen BUMN dengan mempertimbangkan faktor profitabilitas, agent of development, persepsi investor, regulasi, dan covenant disertai perluasan perbaikan kinerja dan efisiensi BUMN. 

Selain itu juga adanya peningkatan inovasi, penyusunan kebijiakan untuk perbaikan tata kelola yang lebih baik serta Peningkatan sinergi antarinstansi pemerintah, termasuk perluasan pemanfaatan teknologi serta informasi (digitalisasi).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat