Target penyaluran KUR 2012 sebesar Rp 30 triliun



JAKARTA. Tahun 2012, pemerintah mematok penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 30 triliun. Target ini naik 50% dibandingkan tahun 2011 lalu yang sebesar Rp 20 triliun.Kenaikan target ini lantaran realisasi penyaluran KUR tahun lalu cukup baik. Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mencatat, realisasi penyaluran KUR 2011 mencapai Rp 29,2 triliun. Pada 2011 lalu, total nasabah KUR lalu sebanyak 6 juta nasabah, dimana 600.000 nasabah diantaranya adalah nasabah yang telah naik kelas menjadi nasabah komersial. "Yang tadinya dikategorikan non bankable menjadi bankable," jelasnya, dalam konferensi pers Selasa (10/1).Seperti tahun lalu, penyaluran dan KUR akan melalui perbankan. Untuk tahun ini, Hatta mengatakan, sebanyak 50% dana penyaluran KUR disalurkan melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI).Pemerintah juga akan menambah aksesibilitas masyarakat terhadap KUR. Rencananya, pemerintah akan menambah jumlah Pembangunan Daerah (BPD) sebagai bank penyalur dana KUR. Hatta berharap BPD bisa menyalurkan kredit sebesar Rp 20 juta ke atas. Tahun ini, Bank BNI Syariah juga akan menyalurkan KUR. Catatan saja, tahun 2011 lalu jumlah bank penyalur KUR sebanyak enam bank (BRI, Mandiri, BNI, BTN, Bukopin, BSM) dan 13 BPD. Dengan begitu, total bank penyalur KUR tahun ini bertambah menjadi 33 bank.Pemerintah juga menambah lembaga penjamin KUR. Jika selama ini KUR hanya dijamin oleh Askrindo dan Jamkrindo, maka mulai tahun ini Askrida (Asuransi Kredit Daerah) Jawa Timur juga ikut memberikan jaminan. "Terkait suku bunga, kita tetapkan untuk ritel maksimum 13% dan mikro itu maksimum 22%," kata Hatta.Hatta berharap, tahun ini penyaluran KUR akan lebih dokus kepada sektor-sektor hulu seperti pertanian, perikanan dan sektor industri. Pada tahun 2011 lalu, dari total penyaluran KUR sebanyak 34,4% disalurkan ke sektor hulu. Sehingga, "Kami mengharapkan dari sektor hulu itu akan bisa tumbuh lebih baik dan tidak hanya usaha mikro tapi juga akan tumbuh jadi bankable (komersial)," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can