Target pertumbuhan 5,4% dinilai terlalu optimis



KONTAN.CO.ID - Sejumlah fraksi menilai, target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diusulkan pemerintah tahun depan sebesar 5,4% akan sulit dicapai. Penilaian itu didasarkan atas proyeksi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini yang hanya sebesar 5,17%.

Anggota Komisi XI Fraksi Golkar Melchias Markus Mekeng mengatakan, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang di bawah 5,2%, upaya pemerintah untuk mencapai pertumbuhan 5,4% di tahun depan akan semakin besar. Pihaknya meminta pemerintah menjabarkan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk mencapai target itu.

"Instrumen investasi ada di mana dan instrumen APBN berapa besar yang ingin ditaruh untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut," kata Mekeng dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisis XI di DPR, Jakarta, Senin (11/9). Rapat ini akan mengambil keputusan mengenai asumsi dasar makro RAPBN 2018.


Tak hanya pertumbuhan, fraksinya juga memandang kurs rupiah yang diasumsikan di tahun depan sebesar Rp 13.500 terlalu lemah. Di satu sisi, kata Mekeng, Indonesia telah meraih peringkat layak investasi dari tiga lembaga pemeringkat internasional. Di sisi lain, pemerintah juga menginginkan investasi asing masuk ke dalam negeri.

"Tentunya investor jual dollar tapi kenapa kita taruh lebih tinggi," tambahnya.

Pihaknya juga meminta pemerintah menurunkan target suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan sebesar 5,1% dari usulan 5,3% mengingat sinyal positif dari terhadap kondisi ekonomi domestik.

Anggota Komisis XI Fraksi Partai Gerindra Kardaya Warnika juga mengatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2018 terlalu optimistis. Sebab, animo investasi belum membaik dan indikator yang menunjukkan konsumsi rumah tangga menunjukkan penurunan.

Pihaknya juga menilai kurs rupiah tahun depan harusnya bisa sama dengan saat ini, mengingat hingga saat ini kurs rupiah berada di kisaran Rp 13.300 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia