KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah dianggap terlalu optimistis dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Asumsi pertumbuhan ekonomi yang tidak realistis berisiko menyebabkan dampak negatif pada penerimaan pajak. Pemerintah menetapkan asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2026 dengan target pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kisaran 5,2% hingga 5,8%. Sementara itu, inflasi diproyeksikan berada dalam rentang 1,5% hingga 3,5% secara year on year. Lalu, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dipatok pada level Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS. Selain itu, tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diperkirakan akan berada dalam kisaran 6,6% hingga 7,2%.
Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2%-5,8% di RAPBN 2026, Terlalu Optimistis?
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah dianggap terlalu optimistis dalam menetapkan target pertumbuhan ekonomi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Asumsi pertumbuhan ekonomi yang tidak realistis berisiko menyebabkan dampak negatif pada penerimaan pajak. Pemerintah menetapkan asumsi dasar ekonomi makro dalam RAPBN 2026 dengan target pertumbuhan ekonomi secara tahunan di kisaran 5,2% hingga 5,8%. Sementara itu, inflasi diproyeksikan berada dalam rentang 1,5% hingga 3,5% secara year on year. Lalu, asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dipatok pada level Rp16.500 hingga Rp16.900 per dolar AS. Selain itu, tingkat imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diperkirakan akan berada dalam kisaran 6,6% hingga 7,2%.
TAG: