Target pertumbuhan serat sintesis rendah



JAKARTA. Harga serat sintesis yang masih lemah sejak tahun lalu membuat pertumbuhan produksi serat sintesis domestik di tahun ini bisa lebih rendah.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat Sintetis dan Fiber Indonesia (Apsyfi) Redma Gita Wiraswasta memprediksi pertumbuhan produksi serat sintetis domestik tahun ini hanya tumbuh 7%  menjadi  595.000 ton dari realisasi produksi tahun lalu yang sebesar 556.000 ton. "Pertumbuhan produksi serat sintesis di 2012  dibanding realisasi 2011 mencapai 9%," katanya kemarin.

Pertumbuhan yang tidak lagi garang ini disebabkan oleh maraknya serat sintesis impor yang berharga lebih miring ketimbang serat sintesis lokal.


Hambatan lain juga datang dari kenaikkan biaya produksi di tahun ini. Kenaikkan biaya dari pos energi dan upah buruh membuat ongkos produksi serat sintetis jadi membengkak.Berdasarkan perhitungan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), kenaikkan biaya energi seperti tarif listrik dan harga gas membuat komponen biaya energi di subsektor fiber making membengkak dari 25,6% menjadi 34%. Sementara kontribusi beban biaya upah buruh juga diprediksi meningkat menjadi 8,2% dari sebelumnya 6,3%.

Ini berpotensi mengerek harga jual serat sintetis domestik hingga 10,3%. "Bebanbahan baku industri hilir akan meningkat," kata Ade Sudrajat, Ketua API.

Beruntung, kata Redma, industri serat sintetis nasional  tahun ini terbantu oleh beberapa realisasi investasi yang ditargetkan kelar tahun ini. Di antaranya ada penambahan kapasitas produksi yang dilakukan oleh PT Indorama Syntetics Tbk.

Pada awal dan pertengahan tahun lalu, Indorama membagun dua pabrik baru yang masing masing ditargetkan selesai pada kuartal satu dan semester kedua tahun ini. Dengan ekspansi tersebut, Indorama bisa mendongkrak kapasitas produksi serat sintetis  dari 48.000 ton menjadi 68.000 ton per tahun.

Begitu pula PT Asia Pasific Fibers Tbk yang mulai mengembangkan produk khusus filament dan staple fiber sejak tahun lalu yang belum banyak disasar oleh produsen lain. "Kami menargetkan margin penjualan produk khusus berkisar 30%-40%," ujar Vasudevan Ravi Shankar, Presiden Direktur Asia Fibers beberapa waktu lalu.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon