JAKARTA. Kondisi ekonomi global telah menyeret ekonomi nasional ke jurang pelambatan. Tidak hanya di sektor makro dan finansial, pelambatan ekonomi juga membuat kinerja korporasi, seperti perusahaan publik menurun. Depresiasi rupiah terhadap dollar AS menambah dalam penurunan kinerja emiten. Kondisi tersebut dipastikan bakal semakin membuat target penerimaan negara dari pajak penghasilan (PPh) badan jauh dari harapan. Di semester I-2015, mayoritas emiten saham yang sudah melaporkan kinerja keuangannya mencatatkan rapor merah. Kalau tidak rugi, labanya merosot drastis. Bahkan laba bersih sekitar 20 emiten saham yang masuk daftar Indeks LQ-45, merosot drastis.
Target PPh badan kian sulit tercapai
JAKARTA. Kondisi ekonomi global telah menyeret ekonomi nasional ke jurang pelambatan. Tidak hanya di sektor makro dan finansial, pelambatan ekonomi juga membuat kinerja korporasi, seperti perusahaan publik menurun. Depresiasi rupiah terhadap dollar AS menambah dalam penurunan kinerja emiten. Kondisi tersebut dipastikan bakal semakin membuat target penerimaan negara dari pajak penghasilan (PPh) badan jauh dari harapan. Di semester I-2015, mayoritas emiten saham yang sudah melaporkan kinerja keuangannya mencatatkan rapor merah. Kalau tidak rugi, labanya merosot drastis. Bahkan laba bersih sekitar 20 emiten saham yang masuk daftar Indeks LQ-45, merosot drastis.