Target Produksi Austindo Nusantara Tahun 2024 Diprediksi Turun, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) memprediksi produksi sepanjang tahun 2024 akan mengalami penurunan. Baik itu terhadap produksi Tandan Buah Segar (TBS) maupun produksi Crude Palm Oil (CPO) jika dibandingkan produksi sepanjang tahun 2023 lalu. Sebagai gambaran, di tahun 2023 perseroan mencatatkan produksi CPO sebanyak 283.650 ton dan TBS sebanyak 881.051 ton. Nopri Pitoy selaku Direktur Keuangan Austindo mengatakan ada beberapa penyebab produksi tahun ini mengalami penurunan. "Kondisi cuaca ekstrem di beberapa wilayah perkebunan, serta penyakit tanaman telah memberikan dampak negatif terhadap produktivitas secara keseluruhan.  Karena itu, kami memperkirakan total produksi tahun 2024 akan berada di bawah capaian tahun sebelumnya," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (08/11).

Baca Juga: Pembentukan RUU Komoditas Strategis Harus Dibarengi Pembangunan Ekosistem Industri Meski begitu, Nopri mengatakan ANJT akan tetap mengupayakan peningkatan produski TBS dan CPO disisa tahun ini. "Ke depan, kami akan terus berupaya meningkatkan produktivitas, efisiensi dan keberlanjutan operasional untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," tambahnya. Adapun, hingga akhir September 2024, Austindo telah menghasilkan 577.567 ton TBS angka ini menurun 11,8% jika dibandingkan produksi TBS periode sama tahun lalu. Dan produksi 185.641 ton CPO atau turun 12,5% dibandingkan dengan produksi CPO hingga akhir September 2023 lalu. Di tahun ini, Austindo Nusantara Jaya juga tengah melakukan replanting untuk lahan perkebunan mereka di Belitung dan Sumatera Utara. "Tahun ini, kami menargetkan untuk melakukan replanting seluas 1.700 Ha di perkebunan Belitung dan Sumatera Utara-I, dimana hingga September 2024 realisasi replanting telah mencapai 1.122 Ha," jelasnya. Menjelang 2025, Nopri juga mengatakan pihaknya telah mempersiapkan ekspansi lahan sawit seluas 12.800 hektar. "Kami memiliki perkebunan sawit dalam tahap pengembangan dengan cadangan lahan seluas 12.800 Ha di Empat Lawang, Sumatera Selatan yang dikelola oleh anak perusahaan kami, PT Galempa Sejahtera Bersama (GSB) yang sampai saat ini masih dalam proses pembebasan lahan," ungkapnya. Adapun, sampai dengan September 2024, total lahan yang sudah dikompensasi adalah seluas 4.752,96 Ha. Dan area yang sudah ditanami dan menghasilkan hingga saat ini mencapai 724 Ha. "Kami akan melanjutkan proses penanaman pada area yang sudah kompensasi setelah kami memperoleh perizinan terkait," katanya. Sebagai tambahan informasi, emiten yang didirikan pada 1993 ini telah memiliki setidaknya 5 pabrik kelapa sawit (PKS) yang tersebar di 5 perkebunan, yaitu. 1. PKS di perkebunan Sumatera Utara I  (ANJA): Kapasitas 60 ton per jam. 2. PKS di perkebunan Sumatera Utara II (ANJAS) Kapasitas 60 ton per jam. 3. PKS di perkebunan Pulau Belitung (SMM) Kapasitas 60 ton per jam. 4. PKS di perkebunan Kalimantan Barat (KAL) Kapasitas 90 ton per jam. 5. PKS di perkebunan Papua Barat Daya (PMP): Kapasitas 45 ton per jam.

Baca Juga: Industri Sawit Hadapi Banyak Tantangan, Gapki Sebut Ini yang Harus Dilakukan


Selanjutnya: Siaran Pers Pacu Teknologi Modern IKM, Kemenperin Genjot Investasi di Sektor Startup

Menarik Dibaca: Hujan Petir Terjadi di Banyak Daerah, Ini Prakiraan Cuaca Besok (9/11) di Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati