Target produksi Baramulti 5,5 juta ton di 2013



JAKARTA. Emiten batubara PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) menargetkan bisa memproduksi batubara 5 juta - 5,5 juta ton di 2013. Target ini meningkat 57,14 % dari produksi 2012, yang sebanyak 3,5 juta ton.

"Target produksi tahun 2013 ini berasal dari produksi AGM (PT Antang Gunung Meratus)," ujar Eric Rahardja, Direktur Keuangan Baramulti Suksessarana, Senin (21/1). Baramulti Suksesarana juga berharap produksi AGM di 2014 akan meningkat menjadi 7 juta ton.

Meski demikian, Eric masih belum berani memasang target pendapatan di tahun ini. Dia beralasan, harga jual batubara yang masih fluktuatif dan terus mengalami penurunan.


Eric memprediksikan, harga jual rata-rata batubara batubara akan di kisaran US$ 90-US$ 95 per ton. Dia tidak yakin, harga jual rata-rata batubara di tahun ini bisa seperti di tahun 2011 yang mencapai US$ 111 per ton. "Average selling price (harga jual rata-rata) Januari yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM sebesar US$ 87 per ton," ujar dia, usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Hotel Allia. 

Selain menggarap bisnis tambang batubara, emiten juga berpotensi masuk bisnis penyedia listrik. Pada saat initial public offering (IPO) Tata Power Company membeli 26% saham BSSR.

Nah, dari hasil RUPSLB ini terjadi perubahan susunan dewan direksi dan dewan komisaris. Rapat memutuskan, ada empat orang komisaris dan direktur yang mewakili perusahaan asal India ini.

Dua direksi baru tersebut adalah Dave Minesh yang menjabat sebagai wakil direktur utama dan Sanjay Dube menjabat sebagai direktur. Dua lagi duduk di jajaran komisaris, yaitu Anil Sardana, sebagai wakil komisaris utama dan Ramakrishnan Sawmyan sebagai komisaris.

"Masuknya perwakilan Tata Power ke dalam Baramulti Suksessarana akan sangat positif bagi perkembangan perseroan ini dan stakeholder ke depan," ujar Eric. Apalagi, menurut dia, dua orang direksi dari Tata Power sangat berpengalaman.

Harga saham BSSR (21/1) tidak bergerak dari Rp 1.980.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana