JAKARTA. Dalam empat bulan pertama tahun ini, kinerja produksi perusahaan minyak dan gas (migas) urung menunjukkan hasil positif. Sebab, besaran rata-rata produksi gas nasional dari Januari hingga akhir April kemarin hanya mencapai 7.081 british thermal unit per day (bbtud). Angka tersebut masih di bawah target lifting APBN 2013 yang dipatok di angka 7.175 bbtud. Menurut Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana (SKK) Migas, Muliawan, penyebab target lifting meleset adalah penonaktifan fasilitas produksi oleh beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Lebih rinci, Muliawan mengungkapkan, faktor yang menghambat adalah penghentian fasilitas produksi gas Train II Tangguh yang dioperasikan BP Indonesia di Papua Barat. "Penonaktifan fasilitas produksi bertujuan untuk perbaikan atau perawatan. Jika fasilitasnya shut-down, otomatis produksi juga berhenti," terangnya, Senin (13/5).
Target produksi gas nasional meleset
JAKARTA. Dalam empat bulan pertama tahun ini, kinerja produksi perusahaan minyak dan gas (migas) urung menunjukkan hasil positif. Sebab, besaran rata-rata produksi gas nasional dari Januari hingga akhir April kemarin hanya mencapai 7.081 british thermal unit per day (bbtud). Angka tersebut masih di bawah target lifting APBN 2013 yang dipatok di angka 7.175 bbtud. Menurut Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana (SKK) Migas, Muliawan, penyebab target lifting meleset adalah penonaktifan fasilitas produksi oleh beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Lebih rinci, Muliawan mengungkapkan, faktor yang menghambat adalah penghentian fasilitas produksi gas Train II Tangguh yang dioperasikan BP Indonesia di Papua Barat. "Penonaktifan fasilitas produksi bertujuan untuk perbaikan atau perawatan. Jika fasilitasnya shut-down, otomatis produksi juga berhenti," terangnya, Senin (13/5).