JAKARTA. Target produksi (lifting) minyak tahun ini kemungkinan tak tercapai. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memperkirakan, target lifting tidak tercapai karena adanya gangguan produksi PT Chevron Pacific Indonesia akibat bocornya pipa gas.Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan jika pipa gas tidak bocor kemungkinan target produksi sebesar 960.000 barel tahun ini akan tercapai. "Target bisa tercapai karena kita lepas stok. Tapi sekarang tidak kesusul lagi," ucap Priyono usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian, Rabu (3/11). Produksi Chevron tersendat akibat bocornya pipa Transportasi Gas Indonesia (TGI). Pipa tersebut selama ini mengalirkan gas untuk proses injeksi gas ke dalam sumur minyak Chevron di Duri, Riau. Menurut Priyono, bocornya pipa gas tersebut membuat gangguan produksi selama dua minggu. Gangguan ini menyebabkan hilangnya kapasitas produksi hingga 160.000 barel atau sekitar 6.600 barel per hari. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku sudah mengetahui hal ini. Dia mengaku sudah menerima laporan mengenai tidak tercapainya target lifting akibat gangguan produksi di lapangan minyak Chevron. "Itu menyebabkan produksi kita drop cukup signifikan," lanjutnya.Penurunan produksi ini membuat penerimaan anggaran negara merosot. Dengan asumsi harga minyak Indonesia (ICP) US$ 80 per barel maka setiap lifting meleset 10.000 barel per hari bakal terjadi kekurangan penerimaan sebesar Rp 1 triliun. Meski target tahun ini meleset, BP Migas tetap optimistis jika tahun depan bakal mampu mencapai target lifting yang ditetapkan dalam APBN 2011 yang sebesar 970.000 barel per hari. "Kami usahakan asal mendapat dukungan dari semua pihak," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Target produksi minyak tahun ini kemungkinan meleset
JAKARTA. Target produksi (lifting) minyak tahun ini kemungkinan tak tercapai. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) memperkirakan, target lifting tidak tercapai karena adanya gangguan produksi PT Chevron Pacific Indonesia akibat bocornya pipa gas.Kepala BP Migas R. Priyono mengatakan jika pipa gas tidak bocor kemungkinan target produksi sebesar 960.000 barel tahun ini akan tercapai. "Target bisa tercapai karena kita lepas stok. Tapi sekarang tidak kesusul lagi," ucap Priyono usai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian, Rabu (3/11). Produksi Chevron tersendat akibat bocornya pipa Transportasi Gas Indonesia (TGI). Pipa tersebut selama ini mengalirkan gas untuk proses injeksi gas ke dalam sumur minyak Chevron di Duri, Riau. Menurut Priyono, bocornya pipa gas tersebut membuat gangguan produksi selama dua minggu. Gangguan ini menyebabkan hilangnya kapasitas produksi hingga 160.000 barel atau sekitar 6.600 barel per hari. Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku sudah mengetahui hal ini. Dia mengaku sudah menerima laporan mengenai tidak tercapainya target lifting akibat gangguan produksi di lapangan minyak Chevron. "Itu menyebabkan produksi kita drop cukup signifikan," lanjutnya.Penurunan produksi ini membuat penerimaan anggaran negara merosot. Dengan asumsi harga minyak Indonesia (ICP) US$ 80 per barel maka setiap lifting meleset 10.000 barel per hari bakal terjadi kekurangan penerimaan sebesar Rp 1 triliun. Meski target tahun ini meleset, BP Migas tetap optimistis jika tahun depan bakal mampu mencapai target lifting yang ditetapkan dalam APBN 2011 yang sebesar 970.000 barel per hari. "Kami usahakan asal mendapat dukungan dari semua pihak," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News