Target produksi padi 2013 bakal meleset



JAKARTA. Upaya pemerintah untuk mencapai target produksi padi tahun 2013 dan swasembada beras pada tahun 2014 terbilang berat. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) produksi padi ARAM I 2013 hanya sebesar 0,3% dibandingkan tahun 2012.BPS menghitung, produksi padi tahun 2013 ARAM I mencapai 69,27 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) naik 0,31% dibanding tahun 2012 sebesar 69,06 juta ton GKG. Tahun 2012 sendiri produksi padi nasional naik 5,02% dari tahun sebelumnya yang sebesar 65,76 juta ton GKG.Kepala BPS Suryamin mengatakan, proses penetapan prediksi produksi pada pada tahun ini dilakukan bersama-sama antara pihak BPS dengan Kementerian Pertanian (Kemtan). "BPS yang lakukan penghitungan produksi padi sedangkan Kementan menghitung pertumbuhan luas panen padi," ujarnya kepada Kontan, Senin (1/7).Menurut Suryamin, tingkat produksi padi tahun 2013 ini sesuai dengan gambaran di lapangan pada bulan Januari sampai April 2013. Luas panen pada tahun 2013 sendiri mengalami kenaikan sebesar 5,69 ribu hektare (ha) atau setara 0,04%.Suryamin mengatakan, produktivitas 2013diperkirakan juga naik 0,14 kuintal per ha atau setara 0,27%. "Produksi padi pada tahun 2013 ini memang mengalami penurunan dibandingkan capaian di tahun sebelumnya," ujarnya.Suryamin mengatakan, turunnya tingkat produksi terjadi di beberapa daerah sentra seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Daerah sentra mengalami banjir dan serangan hama seperti tikus sehingga terjadi Puso (gagal panen) dan mempengaruhi produksi," ujarnya.BPS sendiri mencatat produksi pada pada periode Januari-April 2013 mencapai 32,3 juta ton GKG,  kemudian Mei-Agustus prediksi sebesar 22,879 juta ton GKG, dan  September-Desember mencapai 14,07 juta ton GKG. Sehingga prediksi produksi padi tahun 2013 mencapai 69,27 juta ton GKG.Kementerian Pertanian (Kemtan) sendiri optimis tetap mampu mencatat swasembada beras pada tahun 2014 yang setara 76,57 juta ton. Serta mencatat produksi padi tahun 2013 sebesar 72,064 juta ton atau naik sebesar 4,5% dari produksi tahun 2012.Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kemtan), Sumarjo Gatot Irianto, menuturkan, pemerintah akan menyediakan lahan atau sawah baru pada tahun 2013 untuk membantuk meningkatkan produksi padi. "Pada tahun 2013 ini targetnya 65.000 ha sawah baru," ujarnya.Menurut Sumarjo, penyediaan sawah baru pada tahun ini memang mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2012, target penyediaan sawah baru mencapai 100.000 ha sedangkan realisasinya sampai akhir tahun mencapai 95%-nya atau setara 95.086 ha.Sumarjo mengatakan, bahwa pihaknya juga akan mengembangkan jaringan irigasi baru seluas 562.000 ha. Pengembangan jaringan irigasi akan difokuskan di daerah sentra komodita padi seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur.Terkait ketersediaan stok beras di Perum Bulog, sebelumnya Menteri Pertanian Suswono,  mengatakan,  sampai awal Juni 2013 mencapai 2,6 juta ton. Sedangkan batas aman untuk ketersediaan stok beras di Bulog sendiri sekitar 1,5 juta ton sampai 2 juta ton.Menurut Suswono, selama ketersediaan stok beras di Bulog tidak berada di bawah 2 juta ton maka tidak ada alasan untuk melakukan impor beras. Pemerintah sendiri memastikan, kerjasama impor beras yang dijalin dengan beberapa negara seperti Myanmar, Vietnam, dan Thailand hanya sebagai bentuk antisipasi ketika kondisinya memang mengharuskan adanya impor beras.Pengamat Pertanian, Khudori, mengatakan, laporan BPS ini sudah mencakup musim panen raya pada Februari sampai Mei. "Kalau melihat data dari BPS maka target produksi tahun 2013 ini bisa tercapai akan sangat sulit," ujarnya.Menurut Khudori, sebenarnya momen yang harus dimaksimalkan oleh pemerintah adalah pada panen raya untuk menggenjot produksi setinggi-tingginya. Ia menilai, kehadiran hama pada sawah memang sangat mengganggu bagi tingkat produksi padi secara nasional.Khudori mengatakan, tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengejar target produksi padi. Relalisasi penyediaan sawah baru juga sangat sulit dilakukan, karena untuk memastikan sawah baru bisa maksimal dimanfaatkan tidak cukup hanya dengan waktu satu sampai dua tahun saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Amal Ihsan