Target replanting sawit tahun ini bakal meleset



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target pemerintah untuk meremajakan (replanting) perkebunan kelapa sawit petani seluas 185.000 hektare (ha) pada tahun ini dipastikan bakal meleset. Prediksi itu didasarkan pada belum siapnya produsen benih sawit dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan benih.

Oleh karena itu Kementerian Pertanian (Kemtan) mendesak produsen bibit sawit untuk melakukan penyemaian (transplanting) paling lambat akhir Maret 2018. Bila hal itu dilakukan maka sampai akhir tahun 2018, setidaknya pemerintah dapat mereplanting sekitar 100.000 ha lahan perkebunan sawit.

Direktur Jenderal Perkebunan Kemtan Bambang mengatakan, target peremajaan sawit akan meleset karena keputusan tersebut baru disampaikan akhir tahun 2017. Dengan begitu produsen benih sawit belum siap.


Apalagi untuk melakukan replanting, dibutuhkan berbagai persiapan, seperti persiapan benih, lahan, dan kesiapan petani. "Replanting itu kan tidak bisa dadakan. Harus ada waktu untuk persiapannya. Bibit juga harus dipersiapkan dalam waktu yang lama," jelas Bambang, Rabu (7/3).

Meski begitu, Bambang mengatakan, seluruh produsen benih sudah diminta turut andil dalam mendukung program replanting pemerintah ini. Dengan begitu, Bambang memastikan upaya untuk mengejar target replanting sawit seluas 185.000 ha akan tetap dijalankan pemerintah.

Hanya saja, menurut Bambang, target replanting sawit hanya akan dapat terealisasi penuh hingga triwulan I-2019. Agar hal serupa tidak terulang kembali, ia berjanji akan segera menetapkan target replanting tahun depan sehingga produsen bibit dapat mempersiapkan diri lebih dini.

Pada kesempatan yang sama, Bambang juga menyampaikan data final luas perkebunan kelapa sawit 2018 seluas 13 juta ha. Angka itu naik 9,24% dari data sebelumnya yang 11,9 juta ha. Data ini sekaligus mengoreksi data Kemtan sebelumnya 14,03 juta ha.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Danang Girindrawardana menyatakan, selain membangun sektor hulu, pemerintah perlu menambah pengelolaan industri hilir kelapa sawit. "Industri downstream kita masih lemah. Kalau saya lihat inovasi produk kelapa sawit ada 7.456 paten, tapi kepemilikan paten dimiliki oleh negara bukan produsen," ujarnya.

Dari seluruh paten itu, Indonesia hanya memiliki tiga inovasi paten. Di tingkat Asia Indonesia berada di bawah Malaysia dengan 79 paten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini