KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mendapatkan kredit untuk pengembangan sistem pelabuhan di bagian barat Indonesia, PT Pelindo I (Persero) optimistis kinerja bisnisnya bakal terpoles apik tahun 2018 ini. Manajemen mengatakan target tahun ini bakal meningkat dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan di awal untuk meraih pendapatan bersih Rp 3,2 triliun. Mohamad Nur Shodiq, Direktur Keuangan PT Pelindo I (Persero) mengatakan perseroan optimistis meraup Rp 3,4 triliun sampai akhir tahun ini. "Growth-nya sekitar 30% dibandingkan tahun lalu," ujarnya saat Konferensi Pers penandatanganan kredit perusahaan dengan sindikasi bank, Senin (19/11). Adapun untuk raupan laba bersih, Shodiq mengungkapkan nilai Rp 1 triliun sangat positif dapat tercapai. Sedangkan untuk kapasitas bongkar muat, secara total di tahun ini Pelindo I mencapai 1 juta TEUs. Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama perusahaan menjabarkan bahwa di tahun depan ditargetkan kapasitas bongkar muat naik 20% menjadi 1,2 juta TEUs per tahun. Saat ini beberapa penambahan kapasitas telah terealisasi di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola Pelindo I. "Misalnya di pelabuhan Kijang (Bintan) yang rata-rata 200 peti seminggu sekarang sudah bisa 2.000 peti dalam sebulan," tuturnya pada kesempatan yang sama. Selain itu dimasa mendatang Pelindo I bakal lebih giat berekspansi di kapasitas ini khususnya dengan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung yang terus digenjot pengerjaannya. Bambang mengaku saat ini masih mencari mitra strategis untuk pengelolaan Pelabuhan yang berada di Sumatera Utara itu. Pelabuhan ini rencananya akan menjadi hub internasional dalam 10 tahun mendatang. "Sekarang lagi proses penyampaian proposal dari mereka (mitra strategis). Nantinya setelah prosesnya selesai, dokumen mereka disampaikan ke kami, dievaluasi oleh konsultan kami. Target kami, Februari itu sudah bisa tandatangan," bebernya. Beberapa perusahaan yang berpotensi ini, kata Bambang ada tujuh, di antaranya adalah DP World, Red Sea Gateway Terminal, Mwani Ports, APM Terminal, Adani Ports, dan Ningbo Ports. Perusahaan-perusahaan ini nanti akan diberi penilaian, mulai dari aspek teknis pelabuhan, maritim, struktur keuangan hingga manajemen perusahaan. Bambang berharap, siapapun yang lolos tahap seleksi nanti akan mampu memberikan manfaat terhadap pengelolaan terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung, baik pendanaan maupun peningkatan volume operasional. Saat ini, Pelindo I telah bekerja sama dengan Port Rotterdam dalam rangka percepatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I. Bambang mengaku, kerja sama ini masih dalam tahap operasional sehingga skema investasi masih belum masuk ke dalam proyek pengembangan pelabuhan ini. Untuk tahap I ini, terangnya, saham tetap 100% dipegang oleh Pelindo I. Tetapi nanti untuk tahap II kemungkinan investor lain akan diberikan kesempatan mempunyai saham hingga 49%. Untuk tahap I di Kuala Tanjung saja mempunyai kapasitas hingga 1,5 juta ton per tahun. Sedangkan tahap II akan mempunyai kapasitas sangat besar yakni 10 juta ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Target revenue tumbuh 30%, Pelindo I jaring mitra strategis di Kuala Tanjung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mendapatkan kredit untuk pengembangan sistem pelabuhan di bagian barat Indonesia, PT Pelindo I (Persero) optimistis kinerja bisnisnya bakal terpoles apik tahun 2018 ini. Manajemen mengatakan target tahun ini bakal meningkat dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah ditetapkan di awal untuk meraih pendapatan bersih Rp 3,2 triliun. Mohamad Nur Shodiq, Direktur Keuangan PT Pelindo I (Persero) mengatakan perseroan optimistis meraup Rp 3,4 triliun sampai akhir tahun ini. "Growth-nya sekitar 30% dibandingkan tahun lalu," ujarnya saat Konferensi Pers penandatanganan kredit perusahaan dengan sindikasi bank, Senin (19/11). Adapun untuk raupan laba bersih, Shodiq mengungkapkan nilai Rp 1 triliun sangat positif dapat tercapai. Sedangkan untuk kapasitas bongkar muat, secara total di tahun ini Pelindo I mencapai 1 juta TEUs. Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama perusahaan menjabarkan bahwa di tahun depan ditargetkan kapasitas bongkar muat naik 20% menjadi 1,2 juta TEUs per tahun. Saat ini beberapa penambahan kapasitas telah terealisasi di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola Pelindo I. "Misalnya di pelabuhan Kijang (Bintan) yang rata-rata 200 peti seminggu sekarang sudah bisa 2.000 peti dalam sebulan," tuturnya pada kesempatan yang sama. Selain itu dimasa mendatang Pelindo I bakal lebih giat berekspansi di kapasitas ini khususnya dengan proyek Pelabuhan Kuala Tanjung yang terus digenjot pengerjaannya. Bambang mengaku saat ini masih mencari mitra strategis untuk pengelolaan Pelabuhan yang berada di Sumatera Utara itu. Pelabuhan ini rencananya akan menjadi hub internasional dalam 10 tahun mendatang. "Sekarang lagi proses penyampaian proposal dari mereka (mitra strategis). Nantinya setelah prosesnya selesai, dokumen mereka disampaikan ke kami, dievaluasi oleh konsultan kami. Target kami, Februari itu sudah bisa tandatangan," bebernya. Beberapa perusahaan yang berpotensi ini, kata Bambang ada tujuh, di antaranya adalah DP World, Red Sea Gateway Terminal, Mwani Ports, APM Terminal, Adani Ports, dan Ningbo Ports. Perusahaan-perusahaan ini nanti akan diberi penilaian, mulai dari aspek teknis pelabuhan, maritim, struktur keuangan hingga manajemen perusahaan. Bambang berharap, siapapun yang lolos tahap seleksi nanti akan mampu memberikan manfaat terhadap pengelolaan terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung, baik pendanaan maupun peningkatan volume operasional. Saat ini, Pelindo I telah bekerja sama dengan Port Rotterdam dalam rangka percepatan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap I. Bambang mengaku, kerja sama ini masih dalam tahap operasional sehingga skema investasi masih belum masuk ke dalam proyek pengembangan pelabuhan ini. Untuk tahap I ini, terangnya, saham tetap 100% dipegang oleh Pelindo I. Tetapi nanti untuk tahap II kemungkinan investor lain akan diberikan kesempatan mempunyai saham hingga 49%. Untuk tahap I di Kuala Tanjung saja mempunyai kapasitas hingga 1,5 juta ton per tahun. Sedangkan tahap II akan mempunyai kapasitas sangat besar yakni 10 juta ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News