Target sertifikasi pekerja konstruksi dikejar MTU



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu cara yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) guna mengejar ketertinggalan jumlah pekerja konstruksi tersertifikasi adalah meluncurkan Mobile Training Unit (MTU). Program yang mulai diinisiasi pada 2013 ini bertujuan sebagai upaya jemput bola Ditjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR menyertifikasi pekerja konstruksi dengan menyelenggarakan pelatihan konstruksi keliling. "Karena para pekerja ini kan kalau suruh diluangkan waktu ke balai pelatihan bisa hilang uang hariannya. Intinya untuk jemput bola ke lokasi, biar mereka sambil bekerja," jelas Tolhas Sidabutar, Kepala Balai Material Dan Peralatan Kontruksi Ditjen Bina Konstruksi kepada Kontan.co.id, Kamis (18/0) di Jakarta. Paket sertifikasi yang dilayani oleh MTU juga komplit, mulai dari sosialisasi, pelatihan, dan uji kompetensi, dan mampu memfasilitasi kurang lebih 50 peserta. Selain itu, pada setiap MTU akan difasilitasi oleh instruktur dari Kementerian PUPR dan asesor independen untuk penilaian uji kompetensi. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada satu Unit MTU yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia. Sementara soal bidang pelatihannya MTU dapat mengakomodasi 6 bidang yaitu kelistrikan, pekerjaan batu, pengelasan, perpipaan (plumbing), perkayuan, dan pekerjaan besi. "Mobil MTU ini juga bisa digunakan oleh swasta dan lembaga pendidikan. Jadi kalau ada yang mau menggunakan untuk sertifikasi bisa langsung hubungi dinas PU di masing-masing provinsinya," jelas Tolhas. Dengan begitu kata Tolhas, upaya sertifikasi pekerja konstruksi dapat dipercepat. Ia juga menyarankan agar tiap provinsi dapat menetapkan target agar prosesnya kelak lebih terarah. "Kalau secara umum di rencana strategis Kementerian PUPR, Ditjen Bina Marga ditargetkan untuk menyertifikasi 750.000 pekerja perlima tahun," lanjut Tolhas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina