KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Target setoran badan usaha milik negara (BUMN) untuk anggaran negara 2022 masih mini. Sebab perusahaan pelat merah belum pulih dari dampak krisis akibat pandemi Covid-19. Kementerian Keuangan (Kemkeu) mematok target penerimaan dividen BUMN 20220 sebesar Rp 28,5 triliun. Angka ini naik tipis dari perkiraan realisasi tahun ini yang sebesar Rp 26,13 triliun. Secara terperinci, pertumbuhan setoran dividen BUMN perbankan ditarget Rp 14,5 triliun, tumbuh sebesar 6,77% year on year (yoy). Namun demikian, pertumbuhannya dividen perbankan ini jauh melambat ketimbang rerata pertumbuhan dividen periode 2016-2020 sebesar 25,6% yoy.
Tahun depan setoran dari PT Bank BRI (Persero) Tbk dipatok sebesar Rp 7,38 triliun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rp 6,46 triliun, dan PT Bank BNI (Persero) Tbk Rp 642,6 miliar. Sedangkan PT Bank BTN (Persero) Tbk diprediksi tidak memberikan dividen ke negara. Selain itu, setoran dividen BUMN non perbankan diperkirakan Rp 13,39 triliun, tumbuh 11,8% yoy. Pertumbuhan tersebut, lebih tinggi dari rerata pertumbuhan pada periode 2016-2020 sebesar 10,5% yoy. Dari sembilan BUMN non perbankan dan BUMN di bawah binaan Kemkeu, perusahaan negara di bidang telekomunikasi, energi, dan keuangan non bank menyumbang paling besar masing-masing Rp 8 triliun, Rp 2,45 triliun, dan Rp 1,25 triliun. Kementerian Keuangan mengklaim, penerimaan negara dari dividen BUMN tahun depan memang belum optimal. Sebab, beberapa BUMN baru pada tahap awal pendirian holding, dan pemulihan serta antisipasi kebutuhan Peningkatan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Sementara setoran dividen BUMN perbankan, dipengaruhi oleh pemenuhan capital adequacy ratio (CAR) agar tetap pada level aman dan antisipasi peningkatan non performing loan (NPL).