JAKARTA.Pemerintah optimistis pembangunan penampung LNG terapung atawa floating storage regasification unit (FSRU) Lampung dapat rampung sesuai rencana, yaitu tahun 2014. Pembangunan penampung LNG ini diharapkan dapat menjamin pasokan gas untuk wilayah Lampung dan Jawa Barat. Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan, pasokan gas untuk FSRU Lampung berkapasitas 170 mmscfd akan diambil dari Train 1 dan 2 di Blok Tangguh, Papua. "Untuk harga gas dari FSRU Lampung dalam proses negosiasi," ungkap Edy dalam rilisnya, Kamis (4/7). Menurut Edy, investasi FSRU Lampung sekitar US$ 250 juta–US$ 300 juta dan dibangun oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang bekerjasama dengan Hoegh LNG dari Norwegia dan PT Rekayasa Industri. Sebelumnya, PGN juga telah membangun FSRU Jawa Barat yang telah beroperasi 2012 lalu, bersama anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Nusantara Regas.
Target terminal terapung LNG Lampung selesai 2014
JAKARTA.Pemerintah optimistis pembangunan penampung LNG terapung atawa floating storage regasification unit (FSRU) Lampung dapat rampung sesuai rencana, yaitu tahun 2014. Pembangunan penampung LNG ini diharapkan dapat menjamin pasokan gas untuk wilayah Lampung dan Jawa Barat. Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengatakan, pasokan gas untuk FSRU Lampung berkapasitas 170 mmscfd akan diambil dari Train 1 dan 2 di Blok Tangguh, Papua. "Untuk harga gas dari FSRU Lampung dalam proses negosiasi," ungkap Edy dalam rilisnya, Kamis (4/7). Menurut Edy, investasi FSRU Lampung sekitar US$ 250 juta–US$ 300 juta dan dibangun oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang bekerjasama dengan Hoegh LNG dari Norwegia dan PT Rekayasa Industri. Sebelumnya, PGN juga telah membangun FSRU Jawa Barat yang telah beroperasi 2012 lalu, bersama anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Nusantara Regas.