Target tinggi bank syariah di semester II



JAKARTA. Kompak dengan perbankan konvensional, pelaku perbankan syariah mematok target lebih tinggi di semester II ini. Sejumlah bankir syariah yang dihubungi KONTAN yakin bisa memacu pembiayaan lebih baik.  

Contoh Bank Syariah Mandiri (BSM). Anak usaha Bank Mandiri ini menargetkan pertumbuhan pembiayaan mencapai 7%-10% sampai akhir tahun ini.

Perbandingan saja, target ini jauh lebih tinggi ketimbang realisasi pembiayaan yang tumbuh tipis 4,5% di semester I 2016. "Target kami minimal bisa tumbuh 7%, tetapi ya tergantung dengan kondisi makro,” kata Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto, Jumat (5/8).


BNI Syariah pun memasang target tinggi. Direktur Korporasi BNI Syariah Kukuh Raharjo meyakini bisa memacu pembiayaan tumbuh lebih dari 15% secara tahunan sampai akhir 2016.

Sampai pertengahan tahun ini, penyaluran pembiayaan BNI Syariah naik 8%. Di periode itu, pembiayaan di sektor ritel mendominasi portofolio pembiayaan.

Senada, Bank Syariah Bukopin (BSB) membidik target pertumbuhan pembiayaan sebesar 20% di paruh kedua tahun ini. Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto menyatakan, pihaknya akan fokus mengembangkan bisnis andalan di sektor pendidikan dan rumah sakit.

Selain itu, BSB bersiap ekspansi ke pembiayaan rumah. Riyanto menjelaskan, selama ini bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) sudah ada namun belum ditangani secara khusus. Rencananya, BSB bakal membentuk unit KPR lantaran prospek pertumbuhan segmen ini cukup kinclong.

BNI Syariah juga mematangkan rencana untuk memacu kinerja. BNI Syariah bakal meluncurkan bisnis bancassurance di semester II ini. “Sekarang sedang dalam tahap perizinan, rencananya akan kami luncurkan dalam waktu dekat,” kata Kukuh kepada KONTAN, kemarin.

Sebagai pemain baru bisnis bancassurance, Kukuh menargetkan bisa mendulang pendapatan berbasis komisi (fee based income) sekitar  Rp 10 miliar - Rp50 miliar. Ekspansi lain, BNI Syariah akan merambah bisnis uang elektronik (e-money) dengan menerbitkan TapCash hasanah di semester II sebanyak 5.000 kartu.

BSM pun berharap bisa mendongkrak fee based. Kontribusi fee based sebesar 12%-13% atau Rp 450 miliar. BSM juga bakal memacu pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang tumbuh 10% di semester I.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini