Target vaksinasi tercapai, Kamboja siap hidup dengan cara baru bersama Covid-19



KONTAN.CO.ID - PHNOM PENH. Pemerintah Kamboja pada Senin (1/11) mengumumkan, negaranya telah dibuka kembali dan siap hidup dengan cara baru, berdampingan dengan Covid-19.

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dengan percaya diri mengambil langkah besar ini setelah sukses mencapai, bahkan melebihi, target vaksinasi nasionalnya. Saat ini, Kamboja jadi satu negara di Asia dengan tingkat vaksinasi tertinggi.

Dilansir dari Reuters, Kamboja telah berhasil memvaksinasi hampir 86% atau sekitar 16 juta penduduknya. Bahkan, sebanyak 2 juta di antaranya telah menerima suntikan booster dan 300.000 anak berusia 5 tahun akan menerima suntikan pertama pada Senin (1/11).


Mengacu pada data tersebut, Hun Sen merasa, sudah saatnya bagi Kamboja untuk memulai hidup dengan cara baru di tengah Covid-19.

"Mulai sekarang, pembukaan kembali negara secara penuh di semua bidang dan hidup dengan Covid-19. Cara hidup baru dimulai dari hari ini. Saya tidak akan berada di gua lagi," ungkap Hun Sen pada hari Senin.

Baca Juga: Mulai biasakan hidup bersama Covid-19, Korea Selatan akan longgarkan pembatasan

Kamboja mulai membuka kembali gedung bioskop dan museum pada akhir pekan lalu, menyusul penurunan jumlah kasus Covid-19 secara nasional. Pembukaan tersebut juga merupakan langkah awal untuk masuk ke cara hidup baru yang disiapkan pemerintah.

Segera setelah cara baru ini diterapkan, Kamboja membuka kembali tiga lokasi wisata untuk pengunjung yang sudah divaksinasi mulai akhir bulan ini. Masa karantina juga dikurangi menjadi lima hari di Sihanoukville, dekat Provinsi Koh Rong dan Koh Kong.

Hingga kini, Kamboja mencatat lebih dari 118.522 kasus Covid-19 dan 2.788 kematian, sebagian besar di antaranya tercatat tahun ini. Meski berstatus sebagai salah satu negara termiskin di Asia, Kamboja mendapat pujian karena kecepatannya dalam melaksanakan program vaksinasi.

Hun Sen juga melaporkan, pemerintah saat ini masih memiliki sekitar 10 juta dosis vaksin untuk keperluan booster dan telah memesan lebih banyak dosis lagi untuk menyempurnakan program vaksinasinya.

Selanjutnya: China: Laporan asal-usul Covid-19 yang dikeluarkan AS tidak bisa dipercaya