KONTAN.CO.ID -
Holding Ultra Mikro (UMi) yang dipimpin PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menjadi salah satu upaya pemerintah menjangkau kelompok masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan (
unbanked people). Sejak
holding UMi diluncurkan pada September 2021, BRI berhasil menjangkau lebih dari 36,6 juta pelaku usaha ultra mikro di seluruh Indonesia dengan total pembiayaan lebih dari Rp509,7 triliun hingga triwulan III-2023. Pada 2025, BRI menargetkan 45 juta pelaku usaha segmen ultra mikro menjadi nasabah
holding UMi.
Baca Juga: Pinjaman Pegadaian untuk Ultra Mikro Bisa Diakses di Outlet SenyuM BRI Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto menyampaikan, pihaknya terus membina pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta ultra mikro untuk memperkuat serta mengakselerasi literasi UMKM sehingga mampu menggerakkan ekonomi domestik di daerah. “Yang dijangkau hingga hari ini 36 juta nasabah, kita punya target nanti di ekosistem mikro di 2025 ada lebih dari 45 juta nasabah, ini
on track,” ujarnya, saat melakukan kunjungan dan pembinaan ke pelaku usaha klaster Pura Uluwatu Bali, Desember 2023 lalu. Catur menyebutkan, dalam ekosistem ultra mikro yang juga berisikan BRI, Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani (PNM), yang memiliki porsi nasabah paling banyak ialah Mekaar program pinjaman modal bagi perempuan yang digagas oleh PNM. “Di ekosistem ultra mikro ini dari 36 juta nasabah yang paling banyak anggotanya Mekaar jumlahnya sekitar 15 jutaan, harapannya pesertanya bisa naik kelas,” ujarnya. Bila dirinci, berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2023 BRI, nasabah UMi yang naik kelas yaitu Pegadaian sebanyak 185.480 nasabah, PNM sebesar 920.716 nasabah atau secara keseluruhan mencapai 1,2 juta nasabah. Catur mengungkapkan, rasio kredit macet alias
non performing loan (NPL) dari program UMi masih terbilang sehat. Untuk itu, dia berharap ke depan NPL ini bisa dijaga pada level yang rendah. “(NPL) bagus di bawah 3%, untuk menggarap ini NPL di bawah 3% sangat bagus. (Target NPL) terjaga di situ saja. Ini proses bagaimana kita menjangkau dan menyalurkan lebih banyak lagi,” ungkapnya. Perbanyak gerai SenyuM Catur menuturkan, untuk menjangkau lebih banyak pelaku ultra mikro pihaknya akan memperbanyak titik Sentra Layanan Ultra Mikro (SenyuM). Ini merupakan layanan yang menyinergikan tiga entitas yaitu BRI, Pegadaian dan PNM. Sejauh ini
Co-Location Senyum telah tersebar di 1.018 titik di Indonesia. “Pertama, titik SenyuM-nya kita perbanyak lagi di 2024 mungkin bisa mencapai sekitar 2.000-an lebih. Karena itu akan nempel di BRI unit, PNM dan Pegadaian. Kedua, sosialisasi kepada ekosistem tersebut bahwa kita satu tujuan,” tuturnya. Catur menambahkan, pemberdayaan segmen ultra mikro ini juga terus dikebut dengan memanfaatkan pengelolaan
big data yang canggih dan penerapan
machine learning (AI) melalui Aplikasi Mobile SenyuM Mobile. “Aplikasi SenyuM Mobile merupakan platform
cross selling yang memudahkan para tenaga pemasar BRI, PNM, dan Pegadaian dalam memberikan layanan yang sesuai kepada para pelaku usaha ultra mikro,” tandasnya. Asal tahu saja, aplikasi SenyuM
mobile diakses oleh 77 ribu tenaga pemasar dari tiga entitas, 698.717 Agen BRILink, serta nasabah segmen ultra mikro secara langsung, yang dapat diunduh dari ponsel milik nasabah ataupun tenaga pemasar.
Lebih lanjut Catur menambahkan, mengacu data statistik jumlah pengusaha UMKM di Indonesia mencapai 60 juta, menyumbang 98% dari tenaga kerja. Ia optimis penambahan pelaku usaha dari segmen ultra mikro akan semakin menggerakkan perekonomian nasional.
Baca Juga: Penyaluran Pembiayaan Mekaar Terus Mencetak Rekor Di samping gerai dan aplikasi SenyuM,
holding UMi juga mengandalkan jaringan agen seperti Agen BRILink dan Kelompok Mekaar dari PNM yang tersebar hingga ke pelosok desa. Kehadiran agen
holding UMi tersebut membuat masyarakat bisa mengakses layanan secara lebih mudah dan murah karena tidak perlu jauh-jauh ke unit BRI, Pegadaian, atau PNM. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ridwal Prima Gozal