Targetkan beroperasi di Agustus 2022, KAI siapkan train attendant LRT Jabodebek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator LRT Jabodebek tengah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memastikan pelayanan, keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan tetap terjaga. 

Adapun LRT Jabodebek yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022 akan menggunakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi Communication Base Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) tingkat 3 dimana kereta beroperasi secara otomatis tanpa masinis. 

VP Public Relations KAI, Joni Martinus mengungkapkan meski nantinya LRT Jabodebek akan beroperasi tanpa masinis, namun akan terdapat 2 orang petugas di setiap rangkaian LRT Jabodebek yaitu 1 orang Train Attendant dan 1 orang Security. 


“Train Attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan,” ujar dia dalam keterangan resminya, Selasa (23/11). 

Baca Juga: Kinerja Adhi Commuter Properti akan terdorong operasional LRT Jabodebek tahap I

Dia mengatakan train Attendant selalu mobile di dalam kereta dan tidak mengoperasikan sarananya dalam operasi normal. Hal tersebut dikarenakan, pengoperasian LRT Jabodebek dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) / Backup OCC secara terpusat.

“Pada saat terjadi gangguan, Train Attendant bertugas untuk mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek,” sambung Joni.

Sebagai informasi, KAI saat ini sedang menyiapkan 123 orang Train Attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (4 cadangan). Berbeda dengan masinis, petugas Train Attendant juga diwajibkan mampu berbahasa Inggris lantaran selama perjalanan petugas Train Attendant berinteraksi langsung dengan para pelanggan.

Joni bilang, guna menjamin kualitas Train Attendant LRT Jabodebek, kualifikasi petugas Train Attendant tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. Sesuai Peraturan Menteri tersebut, syarat Train Attendant di antaranya harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.

Adapun sebelum dapat bertugas, para Train Attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi. “Jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, maka petugas Train Attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan,” tutupnya. 

Selanjutnya: Proyek LRT Jabodebek akan tetap beroperasi pada Agustus 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .