KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 11% menjadi Rp 35 triliun di tahun 2023. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman mengatakan, PTPP telah mencatatkan Rp 31,2 triliun kontrak baru di tahun 2022. Angka itu naik 47% YoY dan melebihi perkiraan, yaitu Rp 26 triliun. Pencapaian tersebut, kata Arief, didorong oleh perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,9 triliun pada periode November-Desember 2022. “Kontrak baru yang cukup besar pada kuartal IV 2022 adalah paket Vale Bahadopi sebesar Rp2,5 triliun, jalan tol Probowangi Rp 2 triliun, dan kontrak IKN Nusantara Rp1,47 triliun,” ungkap Arief dalam riset Ciptadana Sekuritas Asia tertanggal 21 Februari 2023.
Arief mengatakan, laporan keuangan PTPP tahun 2022 saat ini sedang diaudit dan diharapkan akan dirilis pada pertengahan Maret.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Bluechip di Tengah Laporan Kinerja Emiten LQ45 yang Ciamik Menurut Arief, pendapatan PTPP tahun 2022 diproyeksikan bisa mencapai sekitar Rp 18 triliun, naik 10% YoY. Sementara, laba bersih PTPP diproyeksikan menjadi Rp 278 miliar di tahun 2022. “Untuk tahun 2023, kami menurunkan target laba bersih sebesar 34,2% menjadi Rp332 miliar, karena perkiraan pendapatan yang lebih rendah,” ungkapnya. PTPP memiliki struktur permodalan yang sangat
leverage dengan rasio
debt to equity ratio (DER) sebesar 1,9x pada akhir bulan September 2022. Namun, PTPP masih lebih baik dari WIKA (1,9x) dan WSKT (4,2x). Untuk menyediakan dana segar guna meringankan likuiditas yang ketat dan mengurangi utang, PTPP telah merencanakan rencana divestasi untuk tahun 2022-2024. “Hal itu juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan laba karena PTPP mengharapkan keuntungan Rp 120-150 miliar dari divestasi,” papar Arief. Harga saham PTPP di tahun 2022 sebenarnya anjlok 27,7% dan terus menurun sebesar 6,9% di YTD. Arief memaparkan, hal itu terjadi akibat sentimen negatif dari utang yang menumpuk dari kontraktor BUMN dan penundaan pembayaran utang oleh WSKT. “Aspek penting dari kontraktor saat ini adalah menjaga tingkat modal kerja atau akses ke dana yang tepat untuk membayar utang jangka pendek, terutama ketika margin keuntungan masih sangat ketat,” tuturnya.
Baca Juga: Mobilitas Masyarakat Meningkat, Cek Rekomendasi Saham Sektor Otomotif Ini Oleh karena itu, Arief melihat PTPP masih dalam kondisi yang lebih baik dari perusahaan
peers. Arief pun merekomendasikan
buy untuk PTPP dengan target harga Rp 800 per saham.
“Potensi
upside saham PTPP sebesar 20%, dengan risiko penurunan disebabkan masalah utang yang berlangsung lebih lama di sektor konstruksi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi