Targetkan pendapatan Rp 1,4 triliun, ini strategi Kapuas Prima (ZINC)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) menargetkan pendapatan sebesar Rp 1,4 triliun dengan laba bersih Rp 210 miliar pada 2019. Angka ini masing-masing meningkat 85,5% dan 90% secara tahunan. Per 2018, pendapatan perusahaan ini baru mencapai Rp 754,55 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 110,15 miliar.

Direktur Keuangan Kapuas Prima Coal Hendra Susanto William mengatakan, target pertumbuhan pendapatan dan laba tersebut didasarkan oleh beberapa pertimbangan dan rencana strategis. Pertama, menurut Hendra, smelter timbal perusahaan ini bisa mulai beroperasi pada tahun ini.

Dengan begitu, hasil produksi mineral perusahaan ini bisa ditingkatkan menjadi dalam bentuk batangan. Alhasil, hal ini dapat menambah nilai jual produknya.


Kedua, perusahaan ini bakal mengembangkan infrastruktur untuk cadangan mineral sehingga pengambilan ore dari setiap terowongan dalam tanah dapat semakin besar dan efisien. ZINC telah menyiapkan US$ 10 juta untuk penggantian alat berat dan penunjang untuk pengambilan ore dari tambang bawah tanah.

Ketiga, perusahaan ini bakal mulai mengoperasikan pabrik flotasi kedua mulai kuartal II-2019. Menurut dia, test run atas pabrik flotasi kedua tersebut telah dimulai sejak Desember 2018.

"Pabrik yang bakal beroperasi secara optimal pada kuartal 2-2019 ini memiliki kapasitas produksi 3.000 ton per hari. Lebih besar dibandingkan dengan pabrik flotasi pertama yang kapasitasnya hanya 1.500 ton per hari. Kombinasi hasil produksi pabrik flotasi pertama dan kedua ini bisa mencapai 2.500-3.000 ton per hari," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/4).

Dengan begitu, ZINC percaya diri dapat mengerek target produksi sebesar 450.000 ton ore. Angka ini naik 28,57% dari realisasi tahun lalu yang sebesar 350.000 ton ore.

Optimisme atas target tersebut juga didorong oleh permintaan dari segi mineral yang masih banyak, baik dari bahan baku bijih besi maupun zinc. Ditambah lagi, sejak Januari 2019, pergerakan harga komoditas untuk zinc dan perak sendiri telah mengalami peningkatan sekitar 10%-15%.

Peningkatan harga ini disebabkan level persediaan komoditas zinc di dunia berada pada level kritis sejak sekitar tiga minggu yang lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, gudang London Metal Exchange (LME) hanya memiliki persediaan 58.000 ton logam. Angka ini sama dengan konsumsi global kurang dari dua hari. Pada 2019, persediaan turun sebesar 55%, hampir menyamakan tingkat ketersediaan pada tahun 1990.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto