KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perikanan memandang positif rencana penurunan tarif masuk tambahan produk Indonesia ke pasar Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%. Namun, hingga saat ini buyer disebut masih mengambil sikap wait and see untuk industri perikanan. Untuk diketahui, komoditas perikanan menjadi salah satu yang mencatatkan kinerja positif pada 2024, dengan catatan pertumbuhan nilai ekspor sebesar 5,7% secara tahunan menjadi US$ 5,95 miliar. Namun, Ketua Perdagangan Luar Negeri Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Rani mengaku kinerja ekspor produk laut mulai loyo tahun ini. Ia menyebut ikan tuna, todak, kakap, mahi, dan kerapu, produk-produk yang banyak diekspor ke pasar AS, menjadi yang paling berisiko terdampak.
Tarif 19% AS Kabar Baik untuk Sektor Perikanan, Tapi Buyer Masih Wait and See
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor perikanan memandang positif rencana penurunan tarif masuk tambahan produk Indonesia ke pasar Amerika Serikat (AS) dari 32% menjadi 19%. Namun, hingga saat ini buyer disebut masih mengambil sikap wait and see untuk industri perikanan. Untuk diketahui, komoditas perikanan menjadi salah satu yang mencatatkan kinerja positif pada 2024, dengan catatan pertumbuhan nilai ekspor sebesar 5,7% secara tahunan menjadi US$ 5,95 miliar. Namun, Ketua Perdagangan Luar Negeri Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) Rani mengaku kinerja ekspor produk laut mulai loyo tahun ini. Ia menyebut ikan tuna, todak, kakap, mahi, dan kerapu, produk-produk yang banyak diekspor ke pasar AS, menjadi yang paling berisiko terdampak.
TAG: