KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Hampir 300 kapal tanker minyak masuk kategori dihindari karena ketakutan akan melanggar sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran dan Venezuela. Hal ini menyebabkan tarif pengiriman minyak melonjak ke level tertinggi. Menurut sumber industri yang dikutip Reuters, sanksi AS mempengaruhi sekitar 3% dari armada tanker minyak global. Data Refinitiv Eikon menunjukkan, biaya pengiriman minyak melonjak, terutama untuk pengiriman minyak ke Asia. "Tarif pengiriman melejit gila-gilaan dan orang-orang menjadi sangat gugup dengan biaya pengiriman," kata seorang pedagang minyak mentah di Asia kepada Reuters, Jumat (11/10).
Unipec, unit bisnis Sinopec China, trader asal Swiss Trafigura AG, perusahaan minyak Equinor ASA, Exxon Mobil Corp menghindari 250 tanker minyak mentah dan produk-produk minyak yang telah mengangkut minyak Venezuela pada tahun lalu. Baca Juga: Harga minyak melejit hampir 2% setelah ledakan tanker Iran Perusahaan minyak juga menghindari 43 tanker minyak yang dimiliki oleh COSCO Shipping Tanker (Dalian) setelah AS bulan lalu memberlakukan sanksi pada dua unit raksasa pengiriman COSCO China karena diduga mengangkut minyak mentah Iran. COSCO Dalian juga memiliki 3% dari armada pengangkut minyak mentah very large crude carrier (VLCC). Ketiadaan kapal ini merupakan pendorong utama lonjaka tarif pengiriman supertanker yang mencapai tertinggi baru setiap hari selama dua minggu terakhir. "Ini adalah set kapal yang sulit untuk digantikan," kata Anoop Singh, kepala penelitian tanker regional di broker kapal Braemar ACM, mengatakan, merujuk pada kapal tanker COSCO Dalian. Gangguan akibat serangan fasilitas minyak Arab Saudi pada pertengahan September lalu, serta larangan kapal yang berlabuh di Venezuela pada tahun lalu telah memperburuk ketatnya pasar tanker. Braemar memperkirakan, 23 VLCC lain tidak beroperasi karena sedang dalam perawatan untuk memasang peralatan pembersih emisi untuk memenuhi aturan bahan bakar laut global yang lebih ketat mulai Januari 2020.