Tarif baru KRL, ada yang kaget, ada yang pasrah



JAKARTA. PT KAI Commuter Jabodetabek mulai menerapkan tarif baru per tanggal 1 Oktober 2012. Tiap penumpang commuter line harus menyediakan anggaran lebih lantaran tarif anyar naik Rp 2.000 per rute dari tarif sebelumnya. Dalam pantauan di Stasiun Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (1/10) pagi, ternyata masih ada penumpang yang belum mengetahui pemberlakuan tarif baru itu.

Diah, misalnya, langsung terkejut saat diminta menambahkan sejumlah uang yang telah disetornya di loket karcis. Ia terlihat bertanya kepada petugas loket. Tanpa basa-basi, petugas di balik loket langsung menunjukkan brosur tarif baru kepada calon penumpang tujuan Stasiun Gondangdia itu. Diah pun terpaksa mengambil kembali uangnya dan merogoh dompet untuk mengeluarkan uang kertas Rp 50.000.

"Tadi udah nyiapin uang pas dari rumah. Enggak tahu kalau tarifnya udah naik," ujar pegawai swasta di kawasan Gambir itu. Warga apartemen Kalibata City itu mengaku belum mendapat informasi soal kenaikan tarif sebelumnya.


Hal yang sama juga terjadi dengan Toni. Calon penumpang kereta jurusan Tanah Abang itu terlihat bingung saat uang pecahan Rp 10.000 yang diberikan melewati loket hanya mendapat uang kembali Rp 2.000. Petugas pria di balik loket pun segera menjelaskan adanya penerapan tarif baru sebagaimana tertempel di salah satu kaca loket.

"Biasanya beli tiket buru-buru, jadi enggak sempat kebaca," kata Toni.

Hal berbeda terjadi pada Syarif, pegawai swasta di kawasan Sudirman. Ia tak lagi terlihat kaget saat lembaran Rp 50.000 untuk empat karcis yang diberikannya dikembalikan dalam jumlah yang tidak seperti biasanya. "Baru tahu tadi pagi. Kebetulan baca di internet sebelum ke sini," kata Syarif.

Ditanya pendapatnya tentang kenaikan tarif, Syarif mengaku pasrah meskipun layanan yang diterima belum mengalami perubahan. "Sekarang malah makin penuh. Mau namanya commuter line pun di dalam kita tetap desak-desakan. Tapi, ya mau gimana lagi. Saya sih terima aja," ujar Syarif pasrah.

Ia mengatakan, walau bagaimanapun, KRL masih menjadi sarana transportasi massal yang paling diandalkan di Jabodetabek. Karena itu, walaupun kondisi layanannya belum sepadan dengan tarif baru yang diterapkan, ia tidak akan berganti ke moda angkutan lain. "Masih satu-satunya yang jadi andalan. Kita terima ajalah," tutur Syarif. (Imanuel More/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: