KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menaikkan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT), salah satu tujuannya untuk meningkatkan edukasi bahaya merokok kepada masyarakat. Termasuk untuk menekan angka prevelansi perokok. Namun, hal tersebut dinilai tak gampang. Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AB. Widyanta, merokok merupakan bentuk dari sosial kultural yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Indonesia dan dipakai di dalam kebiasaan kultural masyarakat. Mengenai persoalan perokok remaja, AB Widyanta mencurigai, jangan-jangan datanya memang sudah tinggi sejak dulu, namun baru terbuka beberapa waktu terakhir karena kemajuan teknologi, dan penyebaran informasi yang semakin mudah, melalui media elektronik.
Tarif Cukai Naik, Prevalensi Perokok Bisa Turun?
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menaikkan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT), salah satu tujuannya untuk meningkatkan edukasi bahaya merokok kepada masyarakat. Termasuk untuk menekan angka prevelansi perokok. Namun, hal tersebut dinilai tak gampang. Menurut sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AB. Widyanta, merokok merupakan bentuk dari sosial kultural yang menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Indonesia dan dipakai di dalam kebiasaan kultural masyarakat. Mengenai persoalan perokok remaja, AB Widyanta mencurigai, jangan-jangan datanya memang sudah tinggi sejak dulu, namun baru terbuka beberapa waktu terakhir karena kemajuan teknologi, dan penyebaran informasi yang semakin mudah, melalui media elektronik.