Tarif gas turun, pupuk pangkas harga



JAKARTA. Janji pemerintah memangkas harga gas bagi industri pupuk mulai 1 Januari 2016 menjadi berita melegakan bagi industri.  Salah satunya pupuk yang mendapat harga US$ 7 per mmbtu, dari yang sekarang di US$ 8 per mmbtu.

Hidayat Nyakman, Direktur Utama PT Petrokimia Gresik bilang, jika harga gas turun maka harga pupuk dari produsen juga akan ikut turun. "Ini kabar positif ke industri pupuk. Bisa menurunkan harga pokok jual," kata Hidayat kepada KONTAN, Kamis (8/10).

Saat ini, PT Petrokimia Gresik mendapatkan pasokan gas dari Kangean Energy dengan sekitar US$ 7,5 - US$ 8,5 per mmbtu, sudah termasuk biaya proses pipa dan toll fee. Adapun kebutuhan gas di PT Petrokimia Gresik adalah 65 mmscfd.


Sayang, Hidayat belum bisa memastikan besaran penurunan harga pupuk karena ada perbedaan penggunaan komponen gas di tiap jenis pupuk. "Setiap jenis pupuk berbeda-beda kebutuhan gasnya, ada komponen kadar nitrogen berbeda dalam proses produksi pupuk," kata Hidayat.

Petrokimia Gresik saat ini memiliki pabrik di Gresik dan memproduksi empat jenis pupuk yakni urea, SP 36, phonska, dan amonium sulfat. Adapun kapasitas produksi perusahaan yang menyandang status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tercatat senilai 6,2 juta ton per tahun.

Untungkan perkebunan

Zain Ismed, Sekretaris Perusahaan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) juga mengaku lega dengan keputusan pemerintah yang menurunkan  harga gas untuk pupuk. Zain bilang, saat ini mereka memperoleh harga gas US$ 6,75 per mmbtu.

"Memang harga dari pemerintah kelihatannya lebih mahal. Tapi jangan lupa, kontrak pasokan gas ke kami itu ada eskalasi harga tiap tahun sekitar 2%-2,5%. Kalau harga itu dipatok di US$ 7 per mmbtu itu bagus dan jelas untuk perencanaan jangka panjang," kata Zain kepada KONTAN, Kamis (8/10).

Menurut Zain, penurunan harga gas akan menurunkan beban produksi mereka sehingga bisa kompetitif ketika bersaing dengan pupuk impor. "Dengan harga pupuk yang lebih murah, akan mendorong produktivitas perkebunan dan pertanian," terang Zain.

Saat ini, kebutuhan gas di Pusri dalam satu tahun terakhir sekitar 225 mmbtu.

Adapun harga gas mengantongi sekitar 60% dari komponen harga pokok penjualan. Saat ini, Pusri tercatat memiliki 4 pabrik, masing-masing berkapasitas produksi 570.000 ton per tahun.

Sehingga, total kapasitas produksi PT Pupuk Sriwidjaja adalah 2.280.000 ton per tahun. Namun karena mesin sudah termakan usia, kapasitas produksi mereka tak maksimal. Saat ini, Pusri akan sedang merampungkan pabrik baru Pusri 2B yang bisa mengerek produksi menjadi 2,8 juta ton tahun depan.

Berdasarkan data Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB), kebutuhan gas untuk industri pupuk Indonesia pada tahun 2015 ini adalah sebesar 791,22 mmscfd. Kebutuhan ini naik sebesar 2,32% dari kebutuhan tahun 2014 yang tercatat sebesar 773,22 mmscfd.

Kebutuhan gas bumi untuk industri pupuk ini setara dengan 34,68% dari total kebutuhan gas bumi industri keseluruhan. Sehingga, industri  pupuk terbilang  menjadi industri yang membutuhkan gas terbanyak. Selain pupuk industri yang banyak butuh gas adalah industri keramik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri