Tarif impor AS-China berlaku, harga minyak turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun di awal perdagangan bulan September ini. Senin (2/9) pukul 7.17 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2019 di New York Mercantile Exchange turun 0,56% ke US$ 54,79 per barel.

Meski hari ini melemah, harga minyak masih menguat 2,14% jika dibandingkan dengan posisi Senin pekan lalu yang berada di level US$ 53,64 per barel. Tapi, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) ini cenderung flat dengan harga rata-rata US$ 54,81 per barel dalam sebulan terakhir.

Pergerakan serupa tampak pada minyak brent untuk pengiriman November 2019 di ICE Futures. Harga minyak acuan internasional ini turun 0,71% ke US$ 58,83 per barel ketimbang posisi akhir pekan lalu.


Baca Juga: Proyeksi IHSG: Terimbas Perang Dagang

Dalam sepekan harga minyak brent masih menguat 1,22%. Harga minyak brent masih sedikit lebih rendah daripada harga rata-rata sebulan yang ada di US$ 59,01 per barel.

AS memberlakukan tarif 15% untuk berbagai barang dari China pada hari Minggu (1/9), termasuk alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar. Sementara China memberlakukan bea masuk pada minyak mentah AS.

Berbagai studi menunjukkan bahwa tarif akan membebani rumah tangga AS hingga US$ 1.000 per tahun. Pengenaan tarif impor terbaru ini pun akan memengaruhi sejumlah besar barang konsumen AS.

Baca Juga: Kata ekonom INDEF tentang dampak perlambatan ekonomi Papua terhadap PDB nasional

Sebagai pembalasan, China mulai mengenakan tarif tambahan pada beberapa barang AS di daftar target US$ 75 miliar. China tidak merinci nilai barang yang menghadapi tarif lebih tinggi dari hari Minggu.

Banyak pelaku pasar mengatakan, reaksi pasar kemungkinan besar akan berlebihan dengan harga yang digerakkan oleh algoritma. Sementara perdagangan akan cenderung tipis pada hari ini.

Likuiditas menjadi lebih terbatas dari biasanya karena hari libur pasar AS pada hari Senin.

Pergerakan yang lebih rendah mencerminkan kekhawatiran investor akan meningkatnya biaya perang perdagangan AS-China pada ekonomi global. 

Sebuah survei resmi yang diterbitkan pada hari Sabtu menunjukkan aktivitas pabrik di China menyusut pada bulan Agustus. Ini adalah penurunan dalam empat bulan berturut-turut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati