JAKARTA. Ada kabar gembira bagi pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line di Jakarta–Bogor–Depok–Tangerang–Bekasi (Jabodetabek). Tarif KRL, mulai 1 Juli 2013 mendatang, akan turun sekitar 50% dari tarif yang berlaku saat ini. Pemangkasan tarif itu efektif bersamaan dengan penerapan tarif progresif. Asal tahu saja, dengan tarif progresif, akan berlaku sistem tiket elektronik alias e-ticketing. Saat ini sistem tersebut juga sudah mulai diujicobakan. Rencananya, dengan sistem e-ticketing dan tarif progresif, biaya perjalanan per penumpang akan dihitung berdasarkan jumlah stasiun yang dilalui. Untuk lima stasiun awal, PT Kereta Api (KAI) akan mengenakan tarif Rp 3.000 per orang. Lalu tiga stasiun selanjutnya ditambah sebesar Rp 1.000.
Nah, mulai 1 Juli, tarifnya akan turun. Tiap lima stasiun awal hanya kena tarif Rp 2.000 dan tiga stasiun selanjutnya Rp 500. Adapun tarif rute yang melewati lebih dari delapan stasiun, misalnya rute Jakarta Kota–Bogor, turun dari Rp 9.000 menjadi Rp 5.000. Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Muhartono menjelaskan, pengurangan tarif KRL merupakan subsidi dari kas negara. "Penurunan ini bukan kebijakan khusus PT KAI. PT KAI tetap mendapat pembayaran Rp 9.000 per karcis untuk rute Jakarta Kota–Bogor," terang Muhartono, Selasa (18/6). Sebenarnya, setiap tahun PT KAI mendapatkan dana anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk kewajiban menjalankan pelayanan umum atau public service obligation (PSO). Baik di APBN 2013 maupun APBN Perubahan 2013 yang baru saja disetujui DPR, Senin (17/6), angka subsidi PSO PT KAI mencapai Rp 704,78 miliar. Seharusnya, penggunaan dana PSO berlaku sejak awal tahun. Namun, karena anggaran baru cair, penyesuaian tiket baru bisa berlangsung mulai 1 Juli 2013. Penumpang meningkat Muhartono meyakini, dengan semakin murahnya tarif KRL, masyarakat bakal kian tertarik menggunakan jasanya. Hal ini diharapkan mendorong pemindahan penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi massal seperti KRL Commuter Line. Hal itu juga bisa mengurangi kemacetan yang melanda Jakarta dan sekitarnya.